Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Sunday, August 30, 2009

Penjara Kedua


Penjara Kedua

Suggested OST 'Hidup di Bui' by D'lloyd
http://www.youtube.com/watch?v=yBgXuxzeaZM

Laki-laki yang telah melewati paruh baya itu mengamati cucunya bermain di papan ayun.
“Kakek,“ teriak cucunya gembira.
Pikirannya sejenak kembali ke masa lalu.
“Saya mendadak sesak nafas setiap kali berada di ruang sempit.“
Ia pernah tinggal di ruang petak bui selama 3 bulan karena dakwaan korupsi.
“Ruang sempit penjara itu masih membekas sampai sekarang. Saya menghindari perjumpaan dengan kenalan di masa lalu.”
Bel di ruang selnya berdering. Terdengar langkah sepatu lars sipir penjara,
“Istri dan anak-anak mengunjungi Saudara.”
“Hidup sebagai terpidana sulit. Namun hidup terpisah dari keluarga jauh lebih sulit. Saya senantiasa merindukan kunjungan mereka.”
Ia mendongakkan kepala ke arah tempat ayunan. Cucunya berbagi keceriaan dengan teman-teman di taman kanak-kanak.
“Kesibukan kerja menyunat waktu keluarga. Saya mulai terlambat pulang dan kemudian memilih tinggal di rumah yang dibangun kantor. Orang-orang rumah mulai kesulitan bahkan untuk berbicara di telepon.”
Palu pengadilan menghantarnya ke penjara.
“Bahkan kalau pengadilan salah keputusan, saya telah lama hidup terpenjara pekerjaan.”
Imbuhnya,“Pekerjaan seringkali menjadi penjara kedua.
Lonceng masuk kelas berdering. Langkah-langkah kecil mendekat.
“Mengapa kakek menangis?”

No comments: