Te Quiero
Hujan deras di luar. Seorang laki-laki memasuki restoran diikuti empat anak. mereka mengambil tempat duduk tepat di depan meja saya. Laki-laki itu segera mendekati loket pesan makanan.
Keempat anak duduk rapi berdasarkan urutan umur. Laki-laki yang kemudian saya ketahui sebagai ayah mereka kembali dengan nampan makanan porsi keluarga. Anak perempuan sulungnya segera menata makanan dan melayani adik bungsunya.
Pelayan restoran berseragam biru-hitam, mendekati meja mereka dengan enam gelas cappuccino.
“Apakah kentang goreng, burger ayam, dan salad sesuai pesanan?”
Mereka mengangguk. Saat pelayan restoran beranjak pergi, mereka bertutur
“Terima kasih.”
“Terima kasih kembali,” jawab pelayan kemudian berjalan ke meja lain.
Kira-kira setengah jam kemudian pelayan restoran mendekati kembali meja keluarga itu. Ia menyapa hangat mereka.
Charita, anak sulung, mengeluarkan lilin berbentuk hati dari balik jaketnya.
“Selamat hari kasih sayang,” katanya diiringi tepuk tangan adik-adiknya.
Sebuah kecupan mendarat pada kedua pipi perempuan berseragam biru-hitam.
“Te quiero, Mama” Saya merasakan kehangatan dari meja di dekat saya. Hujan bertambah deras di luar.
Hujan deras di luar. Seorang laki-laki memasuki restoran diikuti empat anak. mereka mengambil tempat duduk tepat di depan meja saya. Laki-laki itu segera mendekati loket pesan makanan.
Keempat anak duduk rapi berdasarkan urutan umur. Laki-laki yang kemudian saya ketahui sebagai ayah mereka kembali dengan nampan makanan porsi keluarga. Anak perempuan sulungnya segera menata makanan dan melayani adik bungsunya.
Pelayan restoran berseragam biru-hitam, mendekati meja mereka dengan enam gelas cappuccino.
“Apakah kentang goreng, burger ayam, dan salad sesuai pesanan?”
Mereka mengangguk. Saat pelayan restoran beranjak pergi, mereka bertutur
“Terima kasih.”
“Terima kasih kembali,” jawab pelayan kemudian berjalan ke meja lain.
Kira-kira setengah jam kemudian pelayan restoran mendekati kembali meja keluarga itu. Ia menyapa hangat mereka.
Charita, anak sulung, mengeluarkan lilin berbentuk hati dari balik jaketnya.
“Selamat hari kasih sayang,” katanya diiringi tepuk tangan adik-adiknya.
Sebuah kecupan mendarat pada kedua pipi perempuan berseragam biru-hitam.
“Te quiero, Mama” Saya merasakan kehangatan dari meja di dekat saya. Hujan bertambah deras di luar.
No comments:
Post a Comment