Saya melewatkan suatu sore di Embarcadero. Seorang laki-laki dan perempuan lansia duduk menghadap laut dengan tangan saling berpegangan.
Saya akhirnya memberanikan diri untuk mendekati mereka berdua.
“Kakek dan nenek sering kesini?,” kata saya membuka pembicaraan.
“Kami baru saja merayakan ulang tahun pernikahan yang setengah abad. Kami selalu merayakan dengan duduk bersama menatap laut.”
“Selamat untuk hidup pernikahan Anda. Mengapa kalian memilih tempat ini?”
“Laut berbicara banyak mengenai hidup perkawinan kami,” kata mereka hampir bersamaan.
Mereka mengajak saya berjalan lebih mendekati laut.
“Kalau kita terpaku pada permukaan air, kita akan terbatas melihat riak, kotoran atau sampah. Hanya ikan-ikan kecil menampakkan diri di permukaan.”
“Kalau kita masuk ke kedalaman laut, kita akan melihat taman laut, bahkan menemukan mutiara.”
“Kita sekedar melihat cacat, kekurangan, dan kesalahan pasangan kalau kita melihat pasangan di permukaan.”
“Kita menemukan kasih sebagai mutiara perkawinan saat kita berani masuk ke kedalaman hidup berkeluarga.”
No comments:
Post a Comment