Seorang perempuan yang menyimpan banyak luka dalam kehidupannya mendengar ketenaran seorang pertapa perempuan yang tinggal di sebuah padepokan di atas gunung.
Saat berjumpa dengannya, pertapa perempuan itu memegang lembut tangannya dan bertanya,
"Apa yang menggerakkan saudari datang ke tempat terpencil ini?"
"Saya mendengar pertapaan ini menjadi tempat penyembuhan bagi semua orang yang datang."
"Saya mempersilakan Saudari tinggal di padepokan ini selama beberapa waktu. Semoga saya dapat membantu menyembuhkan luka-luka Saudari. Sekarang silakan saudari beristirahat untuk melepaskan segala kepenatan selama perjalanan."
Keesokan harinya pertapa perempuan itu mengajaknya ke taman pertapaan itu.
"Saya merasa berkunjung ke taman surga," kata perempuan itu sambil menghirup keharuman bunga-bunga.
Hari berikutnya pertapa perempuan itu mengajaknya berjalan-jalan ke air terjun.
"Kesejukan air ini membasuh kepenatan hidupku," kata perempuan itu sambil mengambil sejumput air untuk membasahi wajahnya.
Hari ketiga pertapa itu mengajaknya mendaki gunung.
"Surga nampak tinggal selangkah jauhnya dari tempatku," kata perempuan itu sambil berlutut menatap langit.
Hari berikutnya pertapa perempuan itu mempersilakan dia untuk mengisahkan pengalamannya selama tiga hari terakhir.
"Saya merasakan beban kehidupan saya terangkat saat berada di taman, air terjun, dan puncak gunung. Apakah tempat-tempat itu membawa kesembuhan?"
Pertapa itu menatap perempuan itu dalam-dalam. Sambil memegang tangannya, ia berujar,
"Tempat-tempat itu dapat membantu Saudari untuk mengalami kesembuhan. Tempat penyembuhan itu sesungguhnya terletak dalam diri Saudari."
Sumber dokumentasi:Saat berjumpa dengannya, pertapa perempuan itu memegang lembut tangannya dan bertanya,
"Apa yang menggerakkan saudari datang ke tempat terpencil ini?"
"Saya mendengar pertapaan ini menjadi tempat penyembuhan bagi semua orang yang datang."
"Saya mempersilakan Saudari tinggal di padepokan ini selama beberapa waktu. Semoga saya dapat membantu menyembuhkan luka-luka Saudari. Sekarang silakan saudari beristirahat untuk melepaskan segala kepenatan selama perjalanan."
Keesokan harinya pertapa perempuan itu mengajaknya ke taman pertapaan itu.
"Saya merasa berkunjung ke taman surga," kata perempuan itu sambil menghirup keharuman bunga-bunga.
Hari berikutnya pertapa perempuan itu mengajaknya berjalan-jalan ke air terjun.
"Kesejukan air ini membasuh kepenatan hidupku," kata perempuan itu sambil mengambil sejumput air untuk membasahi wajahnya.
Hari ketiga pertapa itu mengajaknya mendaki gunung.
"Surga nampak tinggal selangkah jauhnya dari tempatku," kata perempuan itu sambil berlutut menatap langit.
Hari berikutnya pertapa perempuan itu mempersilakan dia untuk mengisahkan pengalamannya selama tiga hari terakhir.
"Saya merasakan beban kehidupan saya terangkat saat berada di taman, air terjun, dan puncak gunung. Apakah tempat-tempat itu membawa kesembuhan?"
Pertapa itu menatap perempuan itu dalam-dalam. Sambil memegang tangannya, ia berujar,
"Tempat-tempat itu dapat membantu Saudari untuk mengalami kesembuhan. Tempat penyembuhan itu sesungguhnya terletak dalam diri Saudari."
http://dusteye.files.wordpress.com/2007/03/taksang-monastery-2.jpg
No comments:
Post a Comment