Syukur
Hari ini saya mendapat undangan santap siang bersama dua keluarga lansia. Kedua keluarga ini segera menyambut perayaan emas pernikahan mereka. Mereka mengisahkan jatuh bangun hidup berkeluarga.
"Waktu usia pernikahan kami masih baru menginjak usia balita hingga remaja, kami merasa kehidupan keluarga penuh dengan kekurangan di sana-sini. Kami meniti karir setinggi-tingginya dengan harapan lebih bahagia,“ ujar seorang ibu.
"Syukur barangkali menjadi salah satu kata yang sulit terucapkan dalam hidup perkawinan,“ ujar ibu yang lain.
"Mengapa dapat demikian?“ tanya saya penuh keingintahuan.
"Kami sebenarnya telah mengalami kebahagiaan sejak awal kehidupan berkeluarga. Namun kami sering kurang merasakannya karena perhatian kami sedemikian terpusat pada kekurangan, terutama pasangan,“ imbuh seorang bapak.
"Hidup perkawinan kami sudah bubar sejak dahulu seandainya kami hanya melihat kekurangan pasangan,“ kata dua ibu serempak.
"Menerima pasangan dengan rasa syukur merupakan awal kebahagiaan keluarga,“ kata mereka berempat sepakat.
Sumber dokumentasi:
http://motronsoft.com/Gallery/albums/xinjiang/OldCouples.sized.jpg
No comments:
Post a Comment