Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Friday, April 17, 2009

Lahir Difabel


Lahir Difabel

 

Mobil jemputan datang. Bunyi klakson mempercepat langkah saya dari pasturan. Saya kaget mengetahui penjemput saya.

“Jangan kuatir, Romo. Saya memiliki Surat Izin Mengemudi,” ujar Jessica.

Malam ini Jessica mengajak saya menonton pertandingan bola basket sekolahnya.

“Romo wajib lihat penampilan saya sebagai cheerleader. Saya baru saja menerima kartu hasil belajar dengan prestasi mengagumkan. O iya, saya tadi sempat menyiapkan makanan kecil sebagai syukur atasnya.”

“Terima kasih banyak, Jessica.”

Ia membalas dengan senyum manis.

Saya mengenal Jessica tiga tahun lalu. Jessica datang kepada saya dengan permohonan,

“Apakah saya boleh menjadi puteri altar di gereja?”

“Bagaimana Jessica dapat melakukan semua ini dengan sangat baik?”

“Kita pribadi dengan beragam kelemahan. Kelemahan yang paling menghambat kehidupan justru ciptaan kita sendiri.”

“Juga untuk difabel?” tanya saya lanjut.

“Ya. Awalnya sulit dan banyak pribadi  menyerah.”

Mobil bergerak mendekati ruang parkir kosong di belakang stadion universitas. Menanti pertandingan, saya menuliskan kisah Jessica.

“Jessica lahir tanpa tangan. Ia memegang kemudi mobil dengan kaki kiri. Ia menggunakan kaki kanan untuk menginjak rem dan gas.”

No comments: