Tangan Kerelaan
Bus
“Apakah bus akan melewati jalan
“Benar sekali,” sahut seorang laki-laki muda berkacamata gelap yang duduk di kursi difabel.
Ia lalu menyebut jalan-jalan yang akan dilalui bus secara berurutan.
Bus berhenti tepat diantara tempat tunggu.
Laki-laki muda itu turun dari bus dengan langkah hati-hati. Saat mengeluarkan tongkat penunjuk jalan, kami baru mengetahui kalau ia buta. Mata penumpang mengikuti gerak langkahnya.
Ia persis berdiri di tengah-tengah tempat tunggu bus. Ia sejenak kehilangan arah jalan karena tongkat penunjuk jalannya terhalang kaca tempat tunggu bus.
“Kamu mundur sedikit ke belakang lalu belok kiri,” demikian bahasa mata penumpang bus.
Nafas lega memenuhi bus saat penumpang melihat laki-laki itu berhasil menyibak jalan keluar dari tempat tunggu bus. Tongkat penunjuk jalannya menyibak jalan untuk langkah kakinya.
“Aku sulit membayangkan diriku seandainya hidup sebagai seorang buta,” ujar mahasiswi berparas elok sambil memilin-milin rambutnya.
“Kelemahan pada mata jangan sampai membutakan seluruh hidup. Seberapa rela tangan kita terulur sebagai penunjuk jalan?” ujar seorang anak muda yang timpang jalannya.
No comments:
Post a Comment