Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Friday, May 22, 2009

Tangan Kerelaan


Tangan Kerelaan

 

Bus kota melaju berteman obrolan hangat penumpang.

“Apakah bus akan melewati jalan Alcatraz?” tanya seorang perempuan lansia yang berjalan terbungkuk-bungkuk memasuki bus.

“Benar sekali,” sahut seorang laki-laki muda berkacamata gelap yang duduk di kursi difabel.

Ia lalu menyebut jalan-jalan yang akan dilalui bus secara berurutan.

Bus berhenti tepat diantara tempat tunggu.

Laki-laki muda itu turun dari bus dengan langkah hati-hati. Saat mengeluarkan tongkat penunjuk jalan, kami baru mengetahui kalau ia buta. Mata penumpang mengikuti gerak langkahnya.

Ia persis berdiri di tengah-tengah tempat tunggu bus. Ia sejenak kehilangan arah jalan karena tongkat penunjuk jalannya terhalang kaca tempat tunggu bus.

“Kamu mundur sedikit ke belakang lalu belok kiri,” demikian bahasa mata penumpang bus.

Nafas lega memenuhi bus saat penumpang melihat laki-laki itu berhasil menyibak jalan keluar dari tempat tunggu bus. Tongkat penunjuk jalannya menyibak jalan untuk langkah kakinya.

“Aku sulit membayangkan diriku seandainya hidup sebagai seorang buta,” ujar mahasiswi berparas elok sambil memilin-milin rambutnya.

“Kelemahan pada mata jangan sampai membutakan seluruh hidup. Seberapa rela tangan kita terulur sebagai penunjuk jalan?”   ujar seorang anak muda yang timpang jalannya. 

No comments: