Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Tuesday, November 10, 2009

P.A.P.A


P.A.P.A

Dua orang berdiri bersekat pintu. Seorang laki-laki berdiri di depan pintu. Seorang perempuan berdiri di belakang pintu. jeda Keheningan setelah ketukan terasa lama bagi laki-laki itu. pintu. Ia mengerling ke jam tangannya.
“Barangkali ketukanku kurang keras.”
Keraguan membekukan tangannya yang hendak mengetuk sekali lagi.
“Mungkinkah aku terlambat?”
Satu kaki laki-laki itu berbalik arah. Tangan perempuan di dalam rumah menyentuh daun pintu. Setengah tubuhnya berbalik arah dan matanya melihat tahun kalender.
“Mestikah kubuka pintunya?”
Pintu terasa menebal oleh bertambahnya tahun.
Andrea, yang berdiri di dekat mamanya, membuka pintu. Seorang laki-laki berparas kuyu membuka mulutnya namun hanya mengeluarkan kesunyian.
“Siapakah engkau?” tanya Andrea.
Mata bening Andrea berpindah-pindah melihat mama dan laki-laki. Pandangannya berakhir lama pada laki-laki asing.
“Engkau laki-laki dalam foto bersama mama yang membopong Andrea.”
Mama menutup pintu. Di luar hujan mengguyur deras.
Laki-laki itu menjawab pertanyaan Andrea dengan sesenggukan. Ucapannya hilang tertimbun air mata.
“Papa pergi dari rumah lama sekali. Setiap hari mama dan Andrea menunggu kepulangan Papa. 5 tahun terakhir Andrea merayakan Natal tanpa Papa.”

No comments: