Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Friday, September 28, 2007

Clara: Kejahatan Kebisuan Akan Kalah!

Saudariku,
maafkan Aku karena aku tidak menyapa Engkau dengan nama dirimu. Perkenankan aku menyapamu sebagai saudariku. Identitasmu dihilangkan dan kasusmu digelapkan seolah tak pernah ada. Beberapa waktu lalu, seorang penyair memberikan nama diri padamu. Ia menyebutmu Clara. Ia juga menyebut nama kedua saudarimu. Ia juga menyebut ibumu. Perkenankan aku menyebut Engkau dengan Saudari untuk korban lain yang belum ia sapa dengan nama-nama itu.
Saudariku,
aku sempat ingin menjengukmu di rumah sakit. Namun aku terhalang oleh tanda pengenalku sebagai seorang lelaki. Menurut beberapa aktivis kemanusiaan perempuan, para korban trauma dengan sosok laki-laki. Para saudariku, betapa tak tertanggungkan pengalaman perkosaan massal itu dari ingatanmu sehingga identitasku sebagai seorang laki-laki, betapa pun aku bekerja sebagai relawan kemanusiaan, menjadi penghalang berjumpa denganmu.
Saudariku,
banyak orang bicara soal jumlah korban perkosaan massal. Namun mereka belum tahu betapa berat resiko kalian ketika membuka identitas mereka.

No comments: