[Koran Media Indonesia http://www.mediaindonesia.com/ mengundang para pembaca untuk memberikan tanggapan dalam rubrik Forum Editorial. Karangan yang dianggap layak akan ditampilkan di bawah editorial harian itu hari berikutnya. Menarik khan? Mari berlomba-lomba berdiskusi secara akademik. Siapa tahu suatu saat tulisan kita dimuat di situ. Saya juga lagi coba-coba nulis]
Tindakan Malaysia, baik pada level politik tinggi maupun bawah, terhadap warga Indonesia semuanya bermuara pada pelanggaran terhadap nilai-nilai perikemanusiaan. ‘Indon’ dan citra-citra negatif lain yang distempelkan pada warga Indonesia yang berada di sana menunjukkan betapa mereka hendak menciptakan identitas dengan meniadakan identitas yang lain. Mereka melihat Indonesia dan segala representasi Indonesia sebagai ancaman terhadap identitas mereka.
Pencarian identitas masyarakat Malaysia dengan meniadakan identitas Indonesia akan berakhir fatal buat Malaysia dan merugikan Indonesia. Dalam sejarah peradaban, tak ada masyarakat atau bangsa yang berhasil menemukan identitas diri mereka dengan cara meniadakan identitas yang lain. Pencarian identitas diri yang benar dilakukan dengan melihat perbedaan dengan identitas lain, bukan dengan penceraian dari idenitas lain. Identitas diri ditemukan dalam dialog komunikatif dengan identitas yang lain.
Malaysia dengan politik pencitraan negatifnya terhadap Indonesia sedang menggali sendiri lubang dalam peradaban. Politik pencitraan negatif adalah jalan salah dalam menemukan identitas diri. Ia menghancurkan identitas diri sendiri dan meniadakan idenitas yang lain. Indonesia diharapkan untuk tidak tergoda untuk ikut arus dalam politik pencitraan negatif. Sebaliknya masyarakat Indonesia dipanggil untuk mengulurkan tangannya kepada Malaysia yang sedang terperosok jatuh dalam lubang ketidakberadaban. Kita tunjukkan keberadaban bangsa Indonesia dengan mengulurkan tangan kepada bangsa Malaysia yang secara tidak manusiawi telah menciptakan citra negatif bangsa Indonesia sebagai “Indon.”
Tindakan Malaysia, baik pada level politik tinggi maupun bawah, terhadap warga Indonesia semuanya bermuara pada pelanggaran terhadap nilai-nilai perikemanusiaan. ‘Indon’ dan citra-citra negatif lain yang distempelkan pada warga Indonesia yang berada di sana menunjukkan betapa mereka hendak menciptakan identitas dengan meniadakan identitas yang lain. Mereka melihat Indonesia dan segala representasi Indonesia sebagai ancaman terhadap identitas mereka.
Pencarian identitas masyarakat Malaysia dengan meniadakan identitas Indonesia akan berakhir fatal buat Malaysia dan merugikan Indonesia. Dalam sejarah peradaban, tak ada masyarakat atau bangsa yang berhasil menemukan identitas diri mereka dengan cara meniadakan identitas yang lain. Pencarian identitas diri yang benar dilakukan dengan melihat perbedaan dengan identitas lain, bukan dengan penceraian dari idenitas lain. Identitas diri ditemukan dalam dialog komunikatif dengan identitas yang lain.
Malaysia dengan politik pencitraan negatifnya terhadap Indonesia sedang menggali sendiri lubang dalam peradaban. Politik pencitraan negatif adalah jalan salah dalam menemukan identitas diri. Ia menghancurkan identitas diri sendiri dan meniadakan idenitas yang lain. Indonesia diharapkan untuk tidak tergoda untuk ikut arus dalam politik pencitraan negatif. Sebaliknya masyarakat Indonesia dipanggil untuk mengulurkan tangannya kepada Malaysia yang sedang terperosok jatuh dalam lubang ketidakberadaban. Kita tunjukkan keberadaban bangsa Indonesia dengan mengulurkan tangan kepada bangsa Malaysia yang secara tidak manusiawi telah menciptakan citra negatif bangsa Indonesia sebagai “Indon.”
No comments:
Post a Comment