Seperti biasa, obrolan mulai dengan cerita sana-sini sekitar India. Saya tentu saja menjadi pendengar setia sambil potret sana-sini.
Teologi saya berakar dalam konteks Asia. Saya tak ingin tercerabut dari akar Asia yang menjadi nafas teologi saya.
Ia termasuk teolog Asia yang memiliki reputasi dunia internasional. Publikasi dalam bahasa-bahasa Internasional turut mempengaruhi sikap komunitas teologi internasional dalam memperhitungkan teologi Asia. Ada banyak tulisan teologi Asia yang bagus tidak terbaca karena terhalang bahasa.
Ia juga memberikan evaluasi kritis terhadap keberadaan EATWOT, sebagai komunitas teolog dari belahan Dunia Ketiga. Ia
Ia mendorong kami untuk merintis 'kelompok studi' teologi yang menawarkan ide-ide segar dalam teologi. Ia mengundang kami
Sejak di Indonesia, Amal merupakan teolog Asia yang senantiasa saya perhitungkan dalam diskusi dialog antaragama dan inkulturasi. Amal berbicara sangat profetik ketika mengatakan bahwa
Aktivitas mewartakan Kristus di Asia memasuki babak baru karena Gereja diutus Tuhan mempertobatkan masyarakat Asia tanpa mengubah komunitas religius mereka.Ia mengkritik pendekatan imperalistik yang dipakai Gereja dalam berdialog dengan komunitas-komunitas religius lain di Asia. Ia juga
Sejalan dengan Konferensi Para Uskup Asia (FABC), Gereja diundang untuk melakukan dialog dengan realitas kemiskinan, pluralitas agama, dan pluralitas budaya.
Saat pulang dari restoran, saya mendengarkan lagi kritik Amal terhadap teolog Gereja Asia. Ia mengundang saya untuk berakar pada konteks Asia.
No comments:
Post a Comment