Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Thursday, February 28, 2008

Salomo Sihombing: You Raise Me Up

Suara baritonnya terdengar menggelegar diseluruh ruang ballroom ketika menyanyikan “You raise me up” --- sebuah lagu berirama pop-sweet yang lebih kita kenal melalui alunan suara emas Josh Groban. Lewat gaya panggung yang memikat, Solomo Sihombing berhasil menarik simpati sejumlah audience yang hadir pada Malam Persembahan Kasih yang digelar di Halai International Restaurant & Club pada menjelang akhir tahun 2007 lalu. Acara yang diselenggarakan dalam rangka pengumpulan dana bagi pembangunan sebuah gereja katolik di wilayah Bekasi – Jawa Barat tersebut berhasil menghimpun sumbangan tak kurang dari satu milyard rupiah.
“Dalam bernyanyi saya selalu menghayati cengkok setiap lagu”
demikian ucap pelajar kelas dua SMA Santo Yoseph. Pemuda tuna netra berusia 20 tahun itu sangat “piawai” memainkan emosi audience lewat tarikan suara yang dia alunkan, terutama ketika dia menyuarakan lagu-lagu pujian kepada Tuhan. Sejak kecil dia sudah akrab dengan seni musik dan tarik suara. Pergaulannya dengan bidang seni yang tengah di gumuli ini pun semakin intense ketika dia menjadi pendukung paduan suara gereja.
Terlahir dari keluarga pencinta musik, Solomo adalah lelaki tunggal dan bungsu diantara lima bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai penyanyi di café. Sementara ibu dan empat kakak perempuannya adalah backing vocals paduan suara di gereja. Solomo sendiri selain bergabung dalam paduan suara di gereja GBI – Cik’s Building, Jakarta sebagai pemain bas dan keyboard ---
dia adalah salah satu personil grup “Diffrentia Band” yang beranggotakan 3 pemuda tuna-netra dan seorang pemuda tuna-daksa. S
erangkain pagelaran musik telah dia ikuti dan gelar kejuaran tingkat DKI-Jakarta khusus penyanyi tuna-netra pernah pula dia sabet.
Bakat musiknya dia asah melalui gemblengan para guru di tempat dia belajar saat ini dan berhasil menjadikannya vocalis dan guitaris andalan bagi grup musik di sekolahnya. “Solomo adalah salah satu anak didik saya yang memiliki bakat luar biasa serta gigih belatih vocal, suaranya pun istimewa” demikian komentar yang disampaikan Veronica Anis Dewanti guru musik sekaligus group leader dari Ensemble-Musik sekolah Santo Yoseph di Jakarta Timur.
Sejak usia 14 tahun Salomo menderita low vision (penglihatan lemah) dan terus-menerus mengalami penurunan kemampuan pada syaraf matanya yang mengakibatkan kebutaan total sejak empat tahun lalu.
Obsesinya adalah mendalami dunia musik sebagai karir di masa depan. “Saya berniat masuk akademi musik selepas SMA dan ingin menjajal kemampuan dibidang tersebut” tuturnya menutup obrolan.

Teks dan foto-foto oleh Anastasia F. Lioe

No comments: