Cerita Terakhir
“Lagi-lagi Anne meminta papi membacakan buku ceritamu, bukankah sudah berkali-kali papa katakan bahwa papi tidak ada waktu! Jangan ganggu papi! Papi capek setelah kerja! Anne minta mami atau simbok saja!” bentaknya pada puterinya.
Anna menundukkan kepala dan air mata bergenang di matanya.
“Papi, sekali ini saja.”
“Sekali lagi papa katakan tidak! Anne pergi bermain saja atau tidur. Jangan ganggu papi! ”
Anne masuk ke dalam kamar tidurnya. Ibunya segera menuju kamar si gadis kecil, menghiburnya dan menemaninya sampai tertidur.
Keesokan harinya, papi Anne berangkat ke kantor. Ia berangkat lebih pagi karena harus menyiapkan bahan rapat pada siang itu.
Sore hari setelah selesai rapat, ia menerima telpon dari isterinya.
“Anne, puteri kita, jatuh pingsan dan sedang dirawat di Unit Gawat Darurat.”
Ia segera berangkat ke rumah sakit untuk menengok puterinya.
Saat tiba di rumah sakit, ia mendengar suara jerit tangis isterinya.
“Anne baru saja menghembuskan nafas terkahirnya.”
“Papi kemana, Mbok? Anne ingin sekali Papi membacakan cerita untuk Anne," demikian pekerja rumah tangganya menyampaikan permintaan terakhir Anne.
Malam semakin larut. Di rumah duka tempat jenazah Anne disemayamkan, terdengar suara lirih. Papinya Anne membacakan buku cerita di depan jenazah puterinya dengan berlinang air mata.
3 comments:
"Nasi sudah menjadi bubur....." karena itu berbuatlah sesuatu/ menolong orang pada saat dia memerlukan bantuan kita. Jangan sampai menyesal di kemudian hari.
sayangnya cerita seperti ini terus berulang...
Buat papi si Anne: "Allah peduli dan Allah mengerti kesedihanmu... Jesus is sitting right on your side"
Post a Comment