Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Thursday, August 21, 2008

Ichi Rittoru no Namida


Ichi Rittoru no Namida

Malam ini saya menyelesaikan drama miniseri Jepang 1 Litre no Namida. Kisahnya diangkat dari buku harian Ikeuichi Aya, perempuan remaja yang mengalami pelemahan kerja otak yang mengakibatkan kegagalan fungsi bagian tubuh-tubuh lainnya.

Saat bersama orang tuanya menghadap dokter spesialis, Aya dengan terbata-bata berkata,

“Mengapa penyakit ini memilihku? Aku tak sanggup menanggungnya jika nasib menjadi jawaban atas pertanyaanku.”

Saat berbincang-bincang dengan ibunya, Aya mengulangi lagi pertanyaannya.

“Ibu, aku masih sulit menerimanya. Mengapa aku? Penyakit ini terlalu berat untukku. Mengapa Tuhan memberiku penyakit yang belum tersembuhkan ini?”

Sambil mendekap Aya, ibunya berkata,

“Aya, ibu minta maaf karena tak dapat menggantikan engkau untuk menanggung penyakit itu. Kita seringkali menuduh Tuhan berbuat tidak adil kepada kita. Namun yang terjadi seringkali kebalikannya. Kita berbuat tidak adil terhadap Tuhan dengan membiarkan penyakit menahlukkan kehidupan kita. Engkau jangan pernah kehilangan harapan hidup. Ayah dan ibu serta ketiga adikmu, akan senantiasa berada di sisimu.”

2 comments:

Anonymous said...

Mo, thank you untuk selalu mengingatkan tentang hal ini. Tuhan tidak pernah berbuat tidak adil dalam kehidupan kita. Nice posting :)

Mutiara Andalas said...

Ingrid bagaimana kabarmu? Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya. Boleh bagi-bagi cerita kamu juga lho di blog ini...