Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Tuesday, January 6, 2009

Jalan Kembali


Jalan Kembali

Empat orang sahabat mendapat undangan peringatan kematian orang tua salah satu dari mereka di kota lain.

Berbekal peta jalan, Agnes ambil setir dan mobil bergerak kencang mendekati pemilik alamat. Anne yang duduk di sampingnya membantu Agnes dengan petunjuk jalan yang harus diambil.

Karena keasyikan ngobrol, mobil terus melaju padahal kami sudah harus berbelok keluar dari jalan besar.

“Kita kelewatan,” kata Anne sambil menunjuk arah jalan di peta kepada Agnes.

“Mengapa kalian tidak mengingatkan aku?” keluh Agnes kepada para sahabatnya. Tangannya terlihat gugup memegang setir.

“Anak saya biasanya mengantar saya ke sini. Saya jarang sekali memperhatikan jalan. Saya hanya tahu sampai saja,” kata Natalia di kursi belakang.

“Kita keluar dulu saja dari jalan besar lalu...” kalimat Jenny terputus oleh dering telpon genggam.

“Kami ambil jalan keliru. Kami kemungkinan besar terlambat,” balas Jenny.

Mobil keluar dari jalan besar dan berhenti di depot bahan bakar.

Semua wajah nampak muram.

“Aku memperhatikan peta jalan dari kaca samping mobil. Kalau salah ambil jalan, selalu tersedia petunjuk jalan bagi pengendara untuk kembali ke rute yang benar,” lanjut Jenny.

7 comments:

Anonymous said...

untung sekarang ada Navi ya Mo......kalo salah jalan yang di damprat bukannya yang bawa map lagi..wkwkwkwk.

Mutiara Andalas said...

he...he...he... sebagian orang Indo di sini meski punya GPS tapi sering dimatiin karena sering "sok tahu" jalan. Mending nanya orang di Pom bensin daripada pakai GPS. It only happens with Indonesians... No offense...

Anonymous said...

Mungkin istrinya mereka gak bawel Romo jadi gak harus pakai GPS.

Mutiara Andalas said...

wah gak berani komentar dech...soal bawel tidaknya isteri

Anonymous said...

Memang Mo, selalu ada jalan keluar bila salah. Dengan melihat peta, kita akan diberikan beberapa pilihan untuk keluar, kita yang menentukan jalan mana yang kita pilih, bisa dekat, bisa juga jauh.
Tetapi dengan adanya GPS, saya umpamakan seperti Kitab Suci dan pasti reroute arah kita yang terbaik. Bener nggak sih Mo ???

Mutiara Andalas said...

Wah, Michael I love the idea of 're-route'
Saya berpikir soal 're-route' juga berlangsung di jalan kehidupan kita.
Great idea, Michael.

Anonymous said...

ehhh Tjok On akhirnya kembali ke jalan yg benar. Welcome back Tjok :)