Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Sunday, January 4, 2009

Kesetiaan Kasih

Kesetiaan Kasih

“Kalau hidup perkawinan seperti ini, mengapa Magdalena tidak memutus saja temalinya?” tanya Clara, sahabat terdekatnya, kepada Magdalena.

Hidup perkawinan Magdalena dan Thomas tergolong sangat unik. Mereka menikah dan beberapa waktu kemudian mereka hidup terpisah di dua negara. Magdalena tinggal di Amerika sementara Thomas tinggal di Indonesia.

“Saya hidup beda atap dengan suami Kami selama 35 tahun karena pekerjaan masing-masing.”

“Jangan pernah alasan pekerjaan mengalahkan perkawinan,” kata Clara dengan nada berat.

Magdalena menganggukkan kepala.

“Menyelamatkan perkawinan merupakan pilihan pertama kami sebagai suami isteri. Kami memutuskan untuk mengambil pilihan terakhir yaitu mempertahankan pekerjaan.”

Magdalena dan Thomas akhirnya hidup bersama di Amerika selama lima tahun. Hampir seluruh waktu Magdalena tercurah untuk merawat Thomas yang sakit hingga hembusan nafas terakhir.

“Engkau justru memanggul salib saat mestinya mengalami kasih suami,” ujar Clara sambil menggigit ringan bibir bawahnya.

Magdalena mengambil foto perkawinan dan memeluk erat di dadanya.

“Kami mengikrarkan janji kasih dan kesetiaan dihadapan Allah. 40 tahun pernikahan menjadi tanda kesetiaan kasih.”


12 comments:

Anonymous said...

Sangat menyedihkan. Mestinya mereka tidak mementingkan pekerjaannya masing2, toh pekerjaan bisa dicari dimana saja, tapi waktu tidak bisa dibeli. Apa mereka tidak menyesal?

Mutiara Andalas said...

It is based on a true story. When I listened to the story from her, I thought the same thing as you.

Mutiara Andalas said...
This comment has been removed by the author.
Anonymous said...

I even can't stand to be apart from my husband for more than 4 weeks. That woman must be a very though woman!

Mutiara Andalas said...

True. She sacrifices her 'marriage' for the education of her daughters.

Anonymous said...

Romo, this is a very touching story."

Mutiara Andalas said...

Thank you Jenny

Anonymous said...

I'm speechless about this topic as I have my own cross in my marriage. I wish I could share it in more details with you.

Mutiara Andalas said...

Thanks dear Anonymous for sharing it with me. I pray for your family as I also pray for other families who have similar stories.

Anonymous said...

Saya pernah dengar juga cerita seperti diatas, terjadi diwaktu Jerman Barat dan Timur sebelum bersatu... Ini masalah politik yang kita sendiri sebagai individu tidak dapat memutuskan. ...Tapi cerita ROMO, kalo saya boleh mengomentari itu masalah individual yang memilih....pendidikan anak memang penting tapi apa nya yang penting? Di Indo yang survive juga banyak....mungkin comment saya terlalu keras, tapi saya banyak berpikir juga tentang kisah diatas.

Mutiara Andalas said...

Benar sekali. Kisah lebih menekankan pergumulan untuk menjatuhkan pilihan daripada pilihan yang akhirnya dipilih.

Anonymous said...

Setelah baca berkali-kali, salut juga sama pasangan ini bisa bertahan sampai 35 tahun berpisah dan hanya berkumpul 5 tahun. Betul-betul perjuangan. Kalau saya, pilih hidup bersama dalam suka dan duka....