
Surat untuk Mama
Mama,
Papa menulis surat ini saat engkau istirahat. Papa menunggu berhari-hari untuk menulis surat ini tanpa sepengetahuan Mama. Papa berkali-kali gagal menahan kantuk menunggu mama beranjak ke tempat tidur. Betapa larut mama tidur setiap hari.
Mama,
Surat ini Papa tulis setelah kita pergi dengan anak-anak untuk merayakan malam tahun baru bersama sahabat dekat. Papa ngobrol berjam-jam dengan para sahabat . Papa hanya sempat melihat mama mengambil tempat duduk di sudut ruangan untuk memperhatikan dua anak kita yang bermain dengan teman-temannya. Papa kaget melihat mama masih duduk di tempat yang sama menjadi bantal dan guling bagi anak-anak yang telah ketiduran karena kelelahan bermain.
Mama,
Papa melihat dari jauh kelelahan di raut muka mama. Waktu menikah papa berjanji pada mama untuk berbagi keringat mengurus rumah. Hampir semuanya beralih ke tangan mama. Kata orang suami adalah kepala keluarga. Istri ibarat leher yang menggerakkan kepala.
Mama,
Papa tadi memasak nasi goreng sarapan kita dengan anak-anak. Maaf, dapur jadi berantakan. Entah berapa tahun Papa tak menginjakkan kaki di sana. Untuk semua kasih mama, papa ingin bilang, ‘terima kasih.’
16 comments:
Very sweet story, Mo.
(Ibu2 Natomas....berbahagialah)
Thank you, Jenny.
For Mommies from Natomas, this story is for you.
Bagus.. ama mo.. tapi sayang banyak suami yg kadang tidak sadar akan besarnya pengorbannan istrri.. yang kaya cerita romo mah jarang/ langkah.. malah kebanyakan cari2 kekurangan istri...
So sweet... and so true...
hiya.... blom pernah terima tuh yang kayak gitu (wuit... buka rahasia)... :)
Wah Mo...surat dari "papa Iwan" buat saya blom nyampe sptnya...heheheh.
tp ga perlu pake surat juga bisa kerasa siiyyy kl dia berterima kasih for everything i've done...huihihihi...ehm....ner ga Tjok??
jadi mellow mo...edu juga suka tulisin puisi...hahaha, ketawan d
Buat Christy n Jennie,
Saya kadang-kadang pakai metode 'menampar' dengan pujian dalam bercerita. Ini salah satu contohnya.:)
Buat Evi,Mary, and Jeannie,
Kata 'terima kasih'... so simple... capek seharian bisa ikut hilang kalau pribadi yang kita perhatikan say thank you.
Punching Line Kepala & Leher :)
Maksudnya kepala dan leher saling melengkapi, without each other, they can't do anything :)
skrg mah...udah ngga pake tulisan2 lagi Mo, itu masa pacaran...hahaha...skrg pake bahasa telepaty.. :)"
Sangat menyentuh...
Semoga mereka-mereka yg masih berprinsip "sacrificing family time for the sake of God's minitry" tersentuh dg artikel ini.
Terlebih lagi tersentuh dg melihat pengorbanan para ibu-ibu itu.
For Wulan,
It's for you.
Dear Anonymous,
when we have family and do ministry, the idea 'sacrificing family time for the sake of God's ministry' often slips into 'sacrificing family time at all.' It's a tragedy!
Trima kasih Romo buat peneguhannya, sungguh bermakna buat kami.
Kami bimbang selama ini mengenai keputusan kami utk konsentrasi ke keluarga, ada teman-teman sepelayanan yg kurang bisa menerima keterbatasan waktu kami.
Kami bisa bernapas lega sekarang :)
P.S.: Kok Romo bisa tahu nama-nama "Anonymous" di atas?
Dear Anonymous,
saya beberapa kali mendengar kisah senada denganmu. Menarik garis batas antara waktu pribadi-keluarga, kerja, pelayanan, etc. seringkali mesti dibuat berkali-kali untuk menghindari kesalahan. Saya sedih kalau melihat teman-teman (awam) sampai mengorbankan keluarga demi pelayanan.
Bagaimana saya tahu by name mereka yang anonim? Khan ada intel inside! Lolz!
Saya juga menaruh kisah di facebook... komentar pembaca saya transfer ke sini.
Post a Comment