Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Wednesday, February 25, 2009

Pelukan Pengampunan


Sumber Foto:
http://img5.allocine.fr/acmedia/rsz/434/x/x/x/medias/nmedia/18/64/04/21/18870657.jpg

Pelukan Pengampunan
Salah satu adegan menarik dalam film The Mission (1986) berlangsung ketika Rodrigo Mendoza kembali ke daerah perbatasan Argentina, Paraguay, dan Brasil yang pernah menjadi tempatnya berburu budak. Ia membawa peralatan berburu namun sekarang bukan di tangan. Ia menaruh dalam buntalan dan menyeretnya dengan kekangan tali. Ia mengikatkan tali pada lehernya dan menyeret buntalan tersebut naik turun sungai dan bukit. Adegan mendebarkan mulai ketika penduduk mengetahui kedatangannya. Mereka segera mengambil senjata untuk menyongsong kedatangan musuhnya. Rodrigo Mendoza seperti korban yang menjemput jerat perangkap. Begitu Rodrigo Mendoza berhasil menaiki bukit, sebilah belati langsung menempel di lehernya. “Ia pembunuh kejam itu.” Rodrigo Mendoza seolah hendak berkata kepada Imam Yesuit yang selama ini mendampingi hidupnya. “Selamat tinggal.” Rodrigo Mendoza mengatupkan mata. “Sret.” Nafas yang tertahan. Tikaman. Putus. Sesuatu menggelinding ke sungai. Terdengar suara deburan benda besar baru saja jatuh. Suasana mencekam berganti sesenggukan. Rodrigo Mendoza membuka matanya. “Aku masih hidup.” Kepala suku memutus tali di lehernya, disusul pelukan pengampunan.

3 comments:

Anonymous said...

Setiap orang perlu saling mengampuni, biarpun kadang2 susah rasanya mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Mo, thank you buat renungan-nya. Pas sekali buat masa prapaskah :)

Mutiara Andalas said...

Ingrid,
benar sharing kamu. Sulit, namun tetap perlu dilakukan.

Aurely_Blue said...

Terkadang ketika saya menyadari saya salah, saya menjadi takut untuk melihat ke cermin dan merasa rendah diri untuk bertemu dengan orang lain atau Tuhan. Tetapi, saat saya "owning my mistakes and my weaknesses" dan berani untuk mengharapkan pengampunan dan berjalan ke depan, it's a moment full of mercy and grace.

Saya ngutang Romo, karena Romo saya bisa punya experience itu.