Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Sunday, March 8, 2009

Lahir dari Rahim


Lahir dari Rahim Pagi ini saya duduk di samping ibu dalam kenangan. Saya selalu bergetar setiap kali di sisinya. Ia seorang perempuan sederhana yang agung di mata saya. Ia dan ayah memilih hidup di rumah yang berhampar sawah di sekelilingnya. “Rumah ini ingatan sekaligus peringatan bagi kita.” Kebun bambu, orang-orangan sawah, sungai dan ubi bakar sebagian jejak kenangan masa kecil. Setiap kali kaki saya melangkah ke rumah, masa kini merengkuh masa lalu. Saya kadang-kadang meminta ibu beli koran kalau saya menulis di surat kabar. “Ibu sudah bahagia melihat nama anak ibu di situ.” Kebun bambu. Orang-orangan sawah. Sungai. Ubi bakar. Keriput ibu. “Saya belum pernah menyebutnya dalam tulisan.” Sore kemarin kenangan masa kanak-kanak bersama ibu hadir saat bebutiran salju jatuh di sekujur tubuh. Mata saya berair melihat seorang perempuan duduk bersama anaknya di hamparan salju. Sebuah telunjuk kecil melukis tanda cinta. Tanda yang sama terlukis di mata saya. Sebuah syair berspasi air mata. “Engkau lahir dari rahim ibu.” Ingatan. Peringatan juga karena saya mudah melupakannya.

1 comment:

Anonymous said...

Dengan taruhan nyawa...