Supersemar menjadi penting karena kelahirannya menandai arus-balik (kalau tidak mau dikatakan "pembelokan") berbagai kebijakan dalam negeri maupunluar negeri Indonesia. Supersemar, misalnya, menandai makin merosotnya kekuatan Presiden Sukarno dan makin naiknya kekuasaan Letnan Jenderal Soeharto. Bersamaan dengan itu terjadi pula arus-balik arah perpolitikan Indonesia dari sipil ke militer; dari berorientasi kiri ke haluan kanan, dari arah kerakyatan menjadi berkiblat ke elit politik, dari anti-nekolim (anti neokolonialisme dan imperilisme) menajdi pro-modal asing, dsb.) (Hal. 16)
Sebenarnya yang ada adalah konvergensi (alias bertemunya) berbagai kepentingan dari pihak-pihak yang berbeda, yagn semuanya mengarah pada apa yang nantinya menjadi "hasil" dari adanya Supersemar. Hasil itu antara lain adalah: dilarangnya PKI dan Komunisme secara resmi, tersingkirnya kekuatan-kekuatan kiri (baca: kekuatan berorientasi kerakyatan) di Indonesia, tergusurnya Bung Karno dari kursi kepresidenan, dan munculnya sebuahpemerintahan baru yang pro-modal asing serta anti-kiri. Jika hasil-hasil itu yang menajdi sasaran, kepentingan-kepentingan yang bertemu di seputar lahirnya Supersemar tidak hanya datang dari luar negeri melainkan melinkan juga dari dalam negeri sendiri (288).
P.S.: Terimakasih buat Paulus yang mau pinjemin buku karangan Rm. Baskara Tulus Wardaya, SJ.
No comments:
Post a Comment