Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Sunday, October 28, 2007

Doaku Lebih Manjur! Siapa Bilang?

[catatan awal sebelum baca: nggak bermaksud menjelek-jelekkan agama dengan cerita ini. No offense ya buat yang katolik sama yang kristen]

Dua orang Indo suatu kali terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni. Satu orang Katolik, satu orang Kristen. "Terdesak survival, mereka bareng-bareng berdoa Bapa Kami terutama bagian "Berilah kami rejeki pada hari ini" dikerasin, alias di-bold. Doa dikabulkan pagi itu saat mereka cari sesuatu untuk dimakan, mereka menemukan ada kura-kura yang terdampar.
Lama-lama, seorang dari mereka usil. Ia ingin tahu doa siapa sich yang sebenarnya yang dijawab. Teman yang lain bilang, "Ya doa kita berdua lah."
Teman usil itu mengajak kompetisi berdoa kepada Tuhan. Saat terdampar, ia selamat dengan tasnya yang berisi kumpulan doa: doa tak pernah gagal, doa novena, rosario, etc. Pokoknya semua perlengkapan doa lengkap. Sementara teman yang Kristen tak ada yang tersisa selain dirinya.
Yang katolik lalu membagi pulau itu menjadi dua bagian sama ukurannya dengan garis. Mereka akan berdoa masing-masing kepada Tuhan untuk permohonan yang sama. Kompetisi pun dimulai. Isi doa: mohon makanan, pakaian, dan perahu.
Yang Katolik segera mengeluarkan semua perbendaharaan doanya. Semua digelar di depan tempat ia berdoa dan ia berdoa sangat khusuk. Sementara teman yang Kristen juga berdoa dengan tak kalah khusuk.
Pagi harinya, ada beberapa durian terdampar. Hari berikutnya, ada kotak pakaian terdampar. Hari ketiga, ada perahu kecil terdampar. Semuanya jelas-jelas terdampar di wilayah orang Katolik. Sementara itu di wilayah yang Kristen tak ada sesuatu pun.
Si Katolik pun mendekati yang Kristen untuk memberitahu bahwa semua permohonan doanya telah dikabulkan Tuhan. Ia mohon pamit untuk meninggalkan pulau. Ia juga minta maaf karena nggak bisa mengangkut temannya karena perahunya hanya muat untuk 1 orang dan barangnya. "Kamu harus berdoa sepertiku agar dikabulkan Tuhan," nasehat warga Katolik itu kepada saudaranya yang Kristen.
Saat ia mau mendayung meninggalkan pulau, Tuhan datang dengan suara tegoran," Lho temanmu nggak kamu ajak ikutan?"
"Nggak ada tempat lagi Tuhan. Lagipula, aku berhasil mendapatkan semua ini karena doaku sendiri. Ia berdoa tapi nggak pernah dikabulkan Tuhan."
"Ngaco deh. Siapa bilang doanya nggak dikabulkan. Doa sahabatmu cuman satu, dan Aku mengabulkannya."
"Emang dia doa pada-Mu?"
"Ia hanya memohon satu hal kepada saya: agar semua permohonan doamu dikabulkan. Dan, aku mengabulkannya."
"Bener gitu yach? Tak kirain..." kata yang katolik sambil menepikan perahunya ke daratan untuk mengajak yang kristen naik.

No comments: