
Setelah dua tiga kali menyewa rumah kontrakan karena pekerjaan ayah yang berpindah-pindah, keluarga kami akhirnya membeli dengan cara kredit sebuah rumah sederhana. Seperti di banyak kawasan perumahan lain, rumah kami mirip dengan yang lain. Kadang-kadang saya tersenyum melihat beberapa keluarga dari hasil ngobrol sana-sini sepakat untuk mengecat rumah mereka dengan warna ungu. Atau waktu itu bareng-bareng menanam rumput Jepang. Saat jambu bangkok sedang booming hampir semua penghuni perumahan menanam jambu.
Suatu ketika dalam rangka ultah kemerdekaan, para wakil komunitas perumahan sepakat untuk mengadakan lomba kebersihan rumah. Wah hidup di perumahan menggeliat bangun. Tetangga mulai tengok sana-sini untuk melihat apa yang dilakukan tetangga lainnya. Beberapa keluarga mulai memanggil tukang kebun untuk melakukan 'make up' mendadak dengan menanam bunga atau memangkas dahan-dahan pohon yang mulai menjalar ke sana kemari. Beberapa keluarga lain memilih mengecat pagar rumah. Keluarga saya termasuk yang kurang agresif. Kami hanya menggiatkan acara sapu halaman. Tak lebih dari itu.
Seperti diduga ketika tim penilai kebersihan rumah mengumumkan pemenang, rumah kami tak masuk nominasi. Juara harapan pun tidak. Keluarga-keluarga yang mendapat tropi tak bisa menyembunyikan kegembiraannya.
Suatu siang sambil menikmati pekarangan rumah, saya bertanya
"Mengapa ibu tidak berminat dandanin rumah kita? Khan bangga juga kalau jadi juara."
"Kalau engkau bertamu ke rumah orang, kita jangan tergoda dengan pekarangannya. Tengoklah WC nya."
"Mengapa begitu?"
"Pekarangan adalah sisi rumah yang paling sering dilihat orang lain. WC adalah sisi rumah yang paling sering tersembunyi dari penghilatan orang lain. Mulailah menjaga kebersihan dari sisi rumah yang paling tersembunyi dari penghilatan orang lain. Demikian pula kepribadian orang."
n.b.: waktu menulis kisah ini saya ingat WC di China Town SF yang saat masuk langsung deh keluar kata-kata ini, "Jorok banget!!!" Lantai basah, tisu dan kertas koran berserakan, dan bau yang benar-benar tak sedap.
No comments:
Post a Comment