Keheningan adalah ibu kata-kata.
Keheningan itu hadir
di depan Istana Negara setiap Kamisan
antara pukul 16.00 - 17.00.
Suara paguyuban korban itu suci dan
sekaligus subversif.
Ia membela kehidupan korban
yang meninggal secara prematur.
Ia menggugat negara
yang menghindar dari tanggung jawab
sebagai pelaku kekerasan terhadap korban.
Negara melakukan kejahatan mutilasi
dengan membuang korban kekerasan
dalam kotak sampah sejarah Indonesia.
(Cuplikan dari kalimat pembuka draft buku Mutiara Andalas et all, Berpaling kepada Wajah Korban: dari Amnesia menuju Anamnesis)
No comments:
Post a Comment