Dua hari terakhir, saya berjalan-jalan melihat-lihat rumah beberapa sahabat. Senang sekali melihat rumah sahabat-sahabat yang hospitable. Maklum saya lumayan sering dengar cerita susahnya bahkan gagalnya orang kumpul bareng cuman karena tidak ada yang mau jadi host. Repot katanya.
Hidup bersama sering susah tercipta karena orang tak mau repot. Orang lebih suka bermental 'pom bensin': isi, bayar, pergi. Mental pom bensin itu dapat terjadi di komunitas jenis apa pun, termasuk rumah tangga.
Weekend ini saya merasakan benar-benar artinya hidup bersama. Orang mau berjumpa bersama dan tidak merasa direpotkan atau merepotkan diri. Menu utama hidup bersama itu sebenarnya tidak susah. Sederhana banget bahkan, yaitu kehadiran. Menu lain, seperti durian, kolak, bubur ketan hitam adalah tambahan.
Mungkin Anda pernah punya pengalaman mengajak teman-teman dekat Anda untuk jalan-jalan atau makan siang bareng. Begitu Anda mengusulkannya, tiap-tiap orang langsung buka agenda pribadi.. Masing-masing memeras kalender dan kadang-kadang menemukan tak ada tanggal yang tersedia bahkan untuk satu atau dua jam bersama.
Saya sangat tersentuh mendengar beberapa kisah keluarga yang masih punya tradisi nonton film bareng. Tak sedikit keluarga yang punya tradisi makan bareng. Meski anak-anak biasanya permisi duluan karena pengen cepat-cepat main game atau aktivitas lain. Malahan beberapa keluarga merayakan Thanksgiving bersama. Wah benar-benar mengharukan.
Kalau dalam rumah Anda semakin banyak orang excuse dari kehadiran di rumah, mungkin itu waktu yang baik untuk melihat ulang rumah kita. Jangan-jangan ia telah berubah menjadi pom bensin.
2 comments:
Wah Romo2nya asyik dari segala bangsa dan segala usia. Dari Paul Anka generation sampai Rihanna generation. :) Romo Doni nggak ada ya? Sibuk kedinginan di Boston...
itu foto anggota rumah saya di Berkeley
Rm. Doni lagi suka foto sama anak kecil cakep. Saya cuman dipamerin saja...
Post a Comment