
Uniknya acara belanja ini tidak menyertakan orang tua anak-anak ini. Para guru ingin para muridnya memilih barang belanjaan berdasarkan kesukaan, bukan kebutuhan mereka. Mereka khawatir para orang tua murid akan mempengaruhi pilihan anak-anak mereka jika diperkenankan mendampingi mereka berbelanja.
Anak-anak selama beberapa jam dipersilakan berbelanja dan pada akhir acara belanja para guru mengumpulkan mereka kembali. Para guru ingin mengetahui barang yang dibeli para muridnya. Hasil belanja anak-anak ini sangat mengejutkan! Meskipun mereka dipersilakan berbelanja berdasarkan kesukaan mereka, mayoritas anak berbelanja barang sebagai kado untuk mama, papa, dan saudara-saudarinya.
Seorang reporter televisi yang ada di lokasi belanja bertanya kepada salah satu guru mengenai keajaiban ini.
"Apakah hasil belanja anak-anak ini ini mengejutkan Anda?"
"Mengejutkan dalam arti sangat positif. Mereka, meskipun masih belia, sadar akan kebutuhan pribadi-pribadi di rumah mereka. Mereka tidak memikirkan kebutuhan orang lain saat diberi kesempatan belanja untuk kebutuhan diri mereka sendiri. Anak-anak ini tidak tercerabut dari akar keluarga mereka."
Siapa yang ada dalam benak Anda saat belanja kado di supermarket?
Sumber dokumentasi: home.wangjianshio.com
Seorang reporter televisi yang ada di lokasi belanja bertanya kepada salah satu guru mengenai keajaiban ini.
"Apakah hasil belanja anak-anak ini ini mengejutkan Anda?"
"Mengejutkan dalam arti sangat positif. Mereka, meskipun masih belia, sadar akan kebutuhan pribadi-pribadi di rumah mereka. Mereka tidak memikirkan kebutuhan orang lain saat diberi kesempatan belanja untuk kebutuhan diri mereka sendiri. Anak-anak ini tidak tercerabut dari akar keluarga mereka."
Siapa yang ada dalam benak Anda saat belanja kado di supermarket?
Sumber dokumentasi: home.wangjianshio.com
No comments:
Post a Comment