Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Sunday, December 30, 2007

Keluarga Masa Depan


Keluarga Masa Depan adalah telenovela mingguan jadul (vocabulary baru: zaman dahulu). Waku masih kecil kami sekeluarga dan teman-teman sebaya hampir tak pernah melewatkan sinetron ini.

Kisah telenovela ini tak dibuat-buat. Telenovela ini berkisah tentang keluarga besar dengan anak-anak yang baru menginjak usia dewasa hingga sudah berumah tangga lama. Persoalan yang mereka hadapi juga sering terjadi dalam keluarga kita.

Barangkali yang membuat kami terus mantengin satu-satunya stasiun televisi masa itu adalah kejujurannya dalam mengolah persoalan dalam hidup berkeluarga. Ia tak berusaha menampilkan sosok tertentu sebagai protagonis. Ia juga tak berusaha menampilkan sosok tetentu sebagai yang selalu antagonis.

Hidup berkeluarga di beberapa atau bahkan kebanyakan sinetron Indonesia sering tampil secara ekstrem. Seorang budayawan pernah mengaku kapok nonton sinetron Indonesia karena yang ada cuman orang saling bentak. Di sisi ekstrem lainnya, mereka menampilkan tokoh idaman yang sangat jauh dari realitas.

Keluarga Masa Depan adalah potret idaman banyak keluarga sederhana. Di rumah kita seringkali melihat beberapa bagian sinetron terjadi: saling bentak, pecahin piring, saling usir, ngambek, mau menang sendiri, ketidaksetiaan, dan sebagainya.

Baru setelah high school saya menyadari dinamika hidup berkeluarga.

Keluarga Masa Depan bergumul dengan persoalan serupa dengan keluarga kita, tetapi menawarkan solusi yang tak serupa dengan yang biasa kita buat.

Telenovela itu tiba-tiba mampir di benak saya ketika mendengarkan kisah beberapa keluarga yang sedang bergumul dengan perkawinan mereka.

No comments: