
Boneka Hidup
Seorang puteri kecil bertanya kepada tamu yang diundang keluarganya santap malam,
“Apakah engkau suka boneka?”
“Tentu. Saya suka sekali dengan boneka”
“Aku punya banyak boneka. Apakah engkau ingin melihatnya?”
“Saya ingin sekali melihatnya.”
Puteri kecil itu lalu mengajak tamu itu ke kamarnya dan menunjukkan semua bonekanya.
“Boneka mana yang engkau suka, Puteri cantik?”
Puteri kecil itu nampak ragu-ragu sejenak. Ia lalu mengambil boneka yang sudah kusut dan kainnya robek di sana-sini. Salah satu mata boneka itu sudah hilang. Lipatan-lipatan kainnya telah beberapa kali kena tisikan jarum. Pakaian boneka itu sudah memudar warnanya.
Puteri kecil itu memeluk boneka itu dan menunjukkan kepada tamunya.
“Boneka ini bernama Anne. Saya sangat mencintai boneka ini.”
Tamu itu tak bisa menyembunyikan keheranannya. Padahal ada banyak boneka lain yang lebih bagus.
“Mengapa engkau mencintai boneka itu?”
“Jika bukan aku yang mencintainya, siapa lagi yang akan mencintainya? Orang lain biasanya memilih boneka-boneka lain yang lebih bagus!” [1]
http://www.mumsthewurd.com/uploaded_images/Pita_head-728004.jpg
[1] Disadur dari Hedwig Lewis SJ., Persons are Gifts: Power-filled Reflections for Person-centred Living (
No comments:
Post a Comment