
Hidup Dalai Lama sangat dekat dengan penderitaan. Dalai Lama, pemimpin spiritual dan politik, mengalami pengusiran paksa dan menyaksikan pembantaian sistematis, penyiksaan, dan penindasan, dan pengungsian paksa terhadap warga Tibet. Meskipun hidup di tengah-tengah realitas penderitaan, ia memancarkan kedamaian dan suka cita.
“Tak terbersit pikiran untuk membenci aparat militer Cina. Mereka juga manusia seperti kami yang bergumul menemukan kebahagiaan. Mereka pantas menerima belas kasih rakyat Tibet.”
“Apakah mungkin seorang manusia yang mengalami penganiayaan politik hidup tanpa kebencian dan dendam?” tanya banyak reporter media massa.
“Saya mempersilakan semua penderitaan yang dialami rakyat Tibet dan aparat militer Cina memasuki hati saya yang terdalam saat meditasi. Penderitaan itu berubah menjadi belas kasih.”[1]
[1] Disadur dari Henry J.M. Nouwen, Here and Now: Living in the Spirit (New York: Crossroad, 1997), 47 – 48.
2 comments:
God bless The Holiness Dalai Lama. Inilah seorang suci sejati.
Kapan-kapan buat buku motivasi untuk aktivis kemanusiaan
Post a Comment