Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Thursday, February 21, 2008

Hati Dalai Lama

Hati Dalai Lama

Hidup Dalai Lama sangat dekat dengan penderitaan. Dalai Lama, pemimpin spiritual dan politik, mengalami pengusiran paksa dan menyaksikan pembantaian sistematis, penyiksaan, dan penindasan, dan pengungsian paksa terhadap warga Tibet. Meskipun hidup di tengah-tengah realitas penderitaan, ia memancarkan kedamaian dan suka cita.

“Tak terbersit pikiran untuk membenci aparat militer Cina. Mereka juga manusia seperti kami yang bergumul menemukan kebahagiaan. Mereka pantas menerima belas kasih rakyat Tibet.”

“Apakah mungkin seorang manusia yang mengalami penganiayaan politik hidup tanpa kebencian dan dendam?” tanya banyak reporter media massa.

“Saya mempersilakan semua penderitaan yang dialami rakyat Tibet dan aparat militer Cina memasuki hati saya yang terdalam saat meditasi. Penderitaan itu berubah menjadi belas kasih.”[1]

www.smh.com.au/.../2007/06/12/1181414305877.html

[1] Disadur dari Henry J.M. Nouwen, Here and Now: Living in the Spirit (New York: Crossroad, 1997), 47 – 48.

2 comments:

Jennie S. Bev said...

God bless The Holiness Dalai Lama. Inilah seorang suci sejati.

Mutiara Andalas said...

Kapan-kapan buat buku motivasi untuk aktivis kemanusiaan