Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Monday, March 24, 2008

Bijak Lidah


Bijak Lidah

Seorang perempuan muda berjumpa dengan Santo Filipus Neri untuk menerima sakramen rekonsiliasi.

“Romo, saya demen banget gossip hal-hal jelek terhadap tetangga-tetangga sekitar rumah. Saya mohon Romo berkenan memberikan pengampunan dan nasehat kehidupan.”

“Saudariku terkasih, saya memohon kamu untuk membeli ayam di pasar. Ketika engkau melalui jalan dari pasar hingga ke rumah, cabutilah bulu-bulu ayam itu di sepanjang jalan. Setelah semua bulu ayam habis datanglah kemari.”

“Sudah selesai Bapa.”

“Engkau menjalankan bagian pertama dari rekonsiliasi dengan sangat baik. Sekarang saya mengundang kamu untuk menjalankan bagian kedua?”

“Apa itu?”

“Kumpulkanlah kembali bulu-bulu ayam yang telah kau tebarkan sepanjang jalan.”

“Aku mustahil melakukannya.”

“Mengapa?”

“Angin telah menerbangkan bulu-bulu itu ke semua penjuru. Aku kemungkinan hanya dapat mengumpulkan sebagian, namun tidak seluruhnya.”

“Tepat sekali. Engkau kehilangan kontrol atas kata-kata yang keluar dari mulut Saudari. Gossip telah tersebar ke seluruh penjuru tempat dan kita hampir tidak mungkin menariknya kembali. Engkau hendaknya lebih bijak lidah.”

3 comments:

Andrew said...

Wah ini jadi banyak nih fotonya Lieke waktu masih muda....

Anonymous said...

Andrew,
Jangan begitu donk, itu namanya nyebar gossip, he....
Cantik kan saya sewaktu muda.....

Anonymous said...

kebanyakan nonton sinetron Korea... tahunya cuma artis Korea saja...:)