Pak Suyatno 58 tahun mengisi keseharian hidupnya dengan merawat istrinya yang sakit. Mereka telah hidup sebagai suami isteri selama 32 tahun dan menerima karunia empat orang anak. Setelah melahirkan anak keempat, kaki istrinya tiba-tiba menderita kelumpuhan. Penderitaannya bertambah karena kemudian seluruh tubuhnya seolah tak bertulang lagi dan ia tidak dapat menggerakkan lidahnya.
Setiap hari pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya ke tempat tidur. Sebelum berangkat kerja, suaminya membawa istrinya di depan televisi untuk mengusir kesendirian. Siang hari ia pulang untuk menyuapi istrinya dan sorenya ia memandikan dan mengganti pakaian istrinya. Selepas maghrib ia menemani istrinya menonton televisi sambil mengisahkan kehidupannya hari itu.
Istrinya hanya dapat memandang, namun itu lebih dari cukup untuk Suyatno.
"Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikit pun keluhan keluar dari bibir bapak."
"Kehadiran ibu kalian di sampingku sudah cukup. Saya tidak menginginkan yang lain selain berada di sampingnya."
Suatu ketika sebuah stasiun televisi mengundang bapak Suyatno sebagai nara sumber.
"Apa yang membuat pernikahan dapat bertahan selama 25 tahun dengan tugas tambahan merawat istri Anda yang sakit?"
6 comments:
Wowwww, sangat menyentuh sekali ceritanya......
saya yang edit cerita ikut gemeteran... very very very touching...
Boleh dikumpulkan bapak-bapak yang termasuk kategori spt ini, biar diberi penghargaan......
Kalau fondasi perkawinan didasarkan cinta dan kasih yang kuat, bisa mengatasi segalanya, tul/engga?
Ibu2nya juga dong. :)
God bless those kind of people.
May God grant me such strength and attitude.
Kalau ibu-ibu sih jangan diragukan lagi, justru para bapak2 yang spt ini susah dicari di jaman sekarang ini....
saya dihitung ibu atau bapak ya?
Post a Comment