Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Wednesday, April 2, 2008

Lilin Ultah Terakhir

Lilin Ultah Terakhir

Sejak SMA, saya sering mengunjungi orang-orang sakit dan anak-anak cacat. Dalam perjumpaan dengan mereka, saya berjumpa dengan Yesus.
Di daerah Cengkareng ada satu rumah sakit yang sangat miskin, letaknya pun di kampung dan dianggap sebagai rumah sakit terminal terakhir bagi kebanyakan pasien.
Pada waktu teman-teman dan saya mengadakan kunjungan, kami bercakap-cakap dengan para pasien, di antaranya ada seorang bapak yang terbaring akibat lumpuh ke dua kakinya. Ia tidak memiliki keluarga lagi.
“Apakah ada sesuatu yang ingin kami bawakan?”
“Saya ingin merayakan ulang tahun dengan kalian.”
Kami membawa kue ulang tahun, balon, dan beberapa hadiah lainnya. Dia sangat bahagia, kami bersuka cita. Setelah tiup lilin dan potong kue, dia menangis terharu.
“Seumur hidup saya baru kali ini saya merasakan arti ulang tahun.”
Hari itu adalah ulang tahun terakhir baginya. Beberapa hari kemudian, pihak rumah sakit menelpon saya.
“Bapak Dominicus ingin berjumpa dengan Saudari. Ia sedang mengalami saat-saat kritis karena paru-paru basah.”
Kami bergegas pergi ke Cengkareng menengok dia. Kehidupannya tinggal menunggu ajal. Ia meninggal dunia keesokan harinya.
Suster rumah sakit bertanya,
“Siapa Saudari? Apakah ada hubungan keluarga?“
“Kami berhubungan keluarga berdasarkan iman kristiani. Mengapa ibu bertanya demikian?“ “Bapak Dominicus terus menyebut-nyebut nama tapi tidak jelas. Namun, kami tahu pasti bahwa pemilik nama itu Saudari.“

No comments: