Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Saturday, May 10, 2008

Sneak Preview buku Mutiara Andalas, S.J. "Kesucian Politik: Agama dan Politik di tengah Krisis Kemanusiaan" Kata Pengantar Christianto Wibisono


berikut ini sneak preview dari buku saya dengan kata pengantar dari bapak Christianto Wibisono


DEMOCIDE, IMPUNITAS DAN TEOLOGI INFINITI

Saudara Mutiara Andalas lahir 16 November 1974 tentu tidak mengalami peristiwa 1965 maupun peristiwa 15 Januari 1974 (Malari) dan mengkonsentrasikan bukunya pada malapetaka Mei 1998 berikut prolog dan epilognya. Malapetaka pelanggaran HAM berat oleh rezim bangsa sendiri yang memerintah dengan mengatasnamakan kedaulatan rakyat dan kemerdekaan, adalah kejahatan terhadap kemanusiaan yang cenderung menikmati impunitas. ....
Democide adalah istilah yang diciptakan oleh Prof. R.J Rummel untuk menyebut kejahatan pelanggaran HAM berat oleh rezim penguasa terhadap rakyatnya sendiri. ...

Mutiara Andalas menulis bahwa masyarakat harus mengeliminasi politik amnesia social yang dilakukan oleh komplotan rezim predator yang membajak dan mengatasnamakan negara untuk melupakan kejahatan HAM berat yang mereka lakukan. Buku Politik Anamnesis merupakan upaya civil society untuk menolak dan melawan komplotan predator pelaku democide yang tega terhadap rakyat dan bangsanya sendiri, Indonesia .

Saudara Mutiara menulis agar kita tidak terjebak pada teodice yang cenderung “menyalahkan”Tuhan, kenapa membiarkan suatu musibah, malapetaka atau kejahatan HAM serta impunitas yang menyedihkan dan menyebabkan manusia bertanya “dimana Tuhan waktu perkosaan Mei dan atau tragedy WRC 911?”...

Kepada Saudara Mutiara Andalas saya sampaikan ucapan selamat dan apresiasi.

Kepada kerabat korban kejahatan HAM semoga buku ini memberi kontribusi untuk ketahanan iman anda bahwa Tuhan tidak tidur, keadilan, kebenaran dan kejujuran akan menjadi pemenang akhir....

Para pelaku democide, kejahatan HAM terhadap sesama rakyat Indonesia, mungkin merasa lihay dalam melecehkan peradilan formal. Tapi tidak akan luput dari peradilan final oleh Tuhan versi Infiniti....

Buku Mutiara ini merupakan salah satu metode penghukuman yang pasti menyentuh jantung hari nurani pelaku kejahatan HAM walaupun mereka lolos dari peradilan formal.

Semoga buku ini dapat mempertobatkan mereka dan elite yang masih melindungi secara membuta. Sebab pengampunan dari Tuhan hanya terjadi oleh pertobatan, pengakuan dan penyesalan si pelaku kejahatan. .

No comments: