
Beberapa kali saya pulang kemalaman dan angkutan biasa sudah masuk garasi. Saya biasanya lalu mengambil angkutan malam. Lama-kelamaan saya menyadari perbedaan tipe penumpang pada angkutan biasa dan malam. Saya sering menjumpai para tuna wisma yang membawa barang berkardus-kardus. Bau apek langsung terasa begitu mereka duduk di sekitar saya. Saya juga sering mencium bau alkohol pada mulut sebagian penumpang. Kata-kata sumpah serapah acapkali terlontar dari mulut mereka. Kadang-kadang saya menjumpai juga wanita-pria yang hanya muncul di penghujung hari.
Gambar gelap penumpang bus malam itu hanya sebagian potret. Saya juga menemukan persahabatan erat antar penumpang yang selalu berjumpa di bus malam. Mereka saling mengulurkan tangan untuk berkenalan satu sama lain.
"Persaudaraan kita terjalin di bus terakhir."
Saya sangat tersentuh saat penumpang turun dari bus. Tak sedikit penumpang lain langsung memberi pesan
"Jaga diri di jalan."
Komunitas agama hendaknya mau berperan sebagai bus terakhir terhadap mereka yang berada di sudut, bahkan di luaran masyarakat.
Gambar gelap penumpang bus malam itu hanya sebagian potret. Saya juga menemukan persahabatan erat antar penumpang yang selalu berjumpa di bus malam. Mereka saling mengulurkan tangan untuk berkenalan satu sama lain.
"Persaudaraan kita terjalin di bus terakhir."
Saya sangat tersentuh saat penumpang turun dari bus. Tak sedikit penumpang lain langsung memberi pesan
"Jaga diri di jalan."
Komunitas agama hendaknya mau berperan sebagai bus terakhir terhadap mereka yang berada di sudut, bahkan di luaran masyarakat.
No comments:
Post a Comment