Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Friday, September 26, 2008

Aku Lesbi, Mama


Sumber dokumentasi:
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/fe/Chen_Yu-Rong,Wang_Ping,on_Asian_Lesbian_Film_and_Video_Festival.jpg


Aku Lesbi, Mama


Sepasang suami-isteri mendapat undangan dari sahabat karibnya di San Francisco untuk menghadiri hajatan perkawinan putera semata wayangnya. Suami istri itu segera menelpon Agatha, puterinya yang tinggal di kota perhelatan pernikahan, untuk menghadiri perayaan penuh suka cita itu.

Saat mempelai laki-laki dan perempuan saling mengucapkan janji pernikahan, ibunya berbisik pada Agatha.

“Itu saat paling membahagiakan bagi mama dan papa.”

“Kebahagiannya berlangsung sampai sekarang?”

“Tak ada seorang pun yang dapat memisahkan kami. Bahkan kedua orang tua kami yang pada awalnya kurang menyetujui hubungan kami akhirnya memberi restu,“ kata ibunya sambil menunjukkan cincin di jari manis kepada puterinya.

Saat pulang dari resepsi pernikahan, ibunya menepuk bahu puterinya.

“Undang dong pacar kamu untuk makan bersama.”

Malam berikutnya, seorang gadis rupawan berkunjung ke rumah mereka.

“Silakan masuk. Saudari siapa?“ tanya mamanya.

“Saya Jessica, Tante.”

Setelah lama ngobrol, mamanya bertanya kepada puterinya

“Pacarmu datang terlambat?”

“Saya lesbi, Mama. Jessica pacar saya.“

Mamanya menatap ke cincin perkawinannya.

No comments: