Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Friday, September 19, 2008

Beban


Sumber dokumentasi:

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/3c/Taiwan_HighSpeedRail_Train_Disable-Friendly_Seats.JPG


Beban


Bus berhenti di sebuah halte. Seorang perempuan muda tertatih-tatih memasuki bus. Seorang laki-laki, barangkali sahabat atau teman kuliahnya, memapah dia untuk masuk ke dalam bus. Perempuan itu kemudian mengambil tempat duduk di kursi khusus untuk penumpang lansia dan cacat.

“Maafkan aku, ya. Aku menjadi beban karena cacat fisik.”

“Aku mestinya lebih sigap untuk menolongmu sebagai seorang sahabat yang mengetahui keadaanmu,” kata laki-laki itu.

Wajah perempuan itu berubah menjadi merah jambu.

Saat bus hendak berjalan, seorang laki-laki mengetok jendela bus.

Laki-laki tua itu menggunakan bantuan kereta kecil untuk menyangga jalannya. Tangannya gemetaran berpegangan pada keretanya.

“Apakah engkau dapat menepikan bus kamu mendekati trotoar untukku?”

Sopir yang merangkap kondektur melihat arloji di tangannya.

“Maaf, bus sudah terlambat beberapa menit dari jadual keberangkatan. Engkau naik bus yang datang kemudian saja ya,” katanya sambil kembali ke kemudi.

Bapak tua menampakkan wajah kecewa. Sayang kata-katanya terhalang kaca bus.

Bus berjalan meninggalkan bapak tua itu.

No comments: