Cacat

Sumber dokumentasi:

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/1c/Three-legged-dog_sheila1.jpg

Cacat

Akhir pekan lalu saya seorang ibu mengajak saya berkunjung ke sebuah keluarga yang baru saja mendapat karunia kehidupan baru.

“Mereka menanti lama kehadiran bayi dalam kehidupan mereka, tapi Tuhan justru memberi mereka bayi yang cacat,” demikian pengantar ibu itu saat kami mendekati rumah yang dituju.

Senyum mengembang dan pelukan hangat menyambut kedatangan kami.

“Bagaimana keadaan Veronica, bayi kalian?” tanya ibu itu.

Seekor anjing beringsut mendekati tempat kami bicara.

“Oh!” teriak saya dalam hati melihat anjing yang memiliki kaki satu di depan.

“Saat mengandung, saya mengajak Michael untuk berkunjung ke panti asuhan anjing. Kami beradu pandang dengan seorang anjing berkaki tiga. Menurut pengasuhnya pemilik anjing itu menyerahkan kepada panti asuhan karena mereka tak sanggup merawatnya. Beberapa orang pernah mengambil namun segera mengembalikannya dengan alasan serupa,” kata istri keluarga itu.

“Sisca mendorong saya untuk mengambil anjing itu. Ia berjanji untuk merawat anjing itu jika saya merasa terbebani dengan kehadiran anjing di rumah,” lanjut suaminya.

“Veronica tak berkurang sebagai manusia karena cacat fisiknya,” kata mereka sambil membelai dan mengecup kening Veronica.