
Sumber dokumentasi:
http://www.abc.net.au/reslib/200707/r163434_602202.jpg
Menanti Lansia
Saat hendak meninggalkan tempat ibadat, seorang ibu setengah baya menggamit tangan saya sambil menyerahkan makanan dalam kardus.
Saya memperhatikan ia selalu menjadi sukarelawati dalam berbagai aktivitas komunitas.
Saat ia dan suaminya mengantar saya ke stasiun kereta api dalam perjalanan pulang ke rumah, ia mengisahkan awal keterlibatannya sebagai sukarelawati.
“Saya pernah berjanji kepada Tuhan untuk membaktikan sebagian besar waktu bagi-Nya setelah pensiun kerja. Tragedi sakit menyentak kehidupan saya.”
“Mengapa bisa demikian?”
“Saya hampir menjemput kematian saat sakit. Selama berbaring di rumah sakit saya sadar akan ketidakmampuan manusia menentukan usia kehidupannya.”
“Sejak keluar dari rumah sakit ibu kemudian lebih aktif sebagai sukarelawati dalam aktivitas keagamaan?”
Pembicaraan terputus karena telepon genggamnya berdering.
“Seorang anggota komunitas tiba-tiba membatalkan kesediannnya.”
Ia lalu mencatat tanggal kesediaannya menjadi sukarelawati yang menyediakan makanan untuk aktivitas keagamaan berikutnya.
“Menunda menjadi sukarelawati hingga usia lansia barangkali akan terlambat bagi saya.”
Mobil tiba di stasiun kereta tepat waktu.
No comments:
Post a Comment