Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Sunday, September 21, 2008

Protes


Sumber dokumentasi:



Protes

Dua tahun lalu seorang sahabat mengajak saya untuk mengunjungi seorang nenek yang belum lama ditinggal wafat oleh suami terkasihnya.
“Hidup nenek itu penuh penderitaan. Ia kehilangan orang-orang terkasihnya secara berturut-turut. Saat bertemu dia, kita harus meyakinkan dia bahwa Tuhan memiliki rencana tersembunyi dengan tragedi kehidupan yang dialaminya,” katanya sambil menyetir mobil dan mencari alamat rumahnya.
Nenek itu nampak lebih lanjut dari usianya. Rambut kepalanya hanya menyisakan beberapa lembar rambut hitam. Tubuhnya layu oleh kerut-kerut di sekujur tubuhnya.
“Meskipun mengalami penderitaan, kita hendaknya jangan melupakan doa,” demikian nasehat teman saya.
“Untuk apa saya berdoa kepada Allah. Ia mendengarkan doa orang lain, namun ia tuli terhadap permohonan saya,” kata nenek itu dengan nada tinggi.
“Doa akan membantu nenek untuk lebih berserah kepada Allah,” kata sahabat saya sambil memeluk nenek itu.
“Mana bisa? Doa bukan saat berserah, tetapi saat protes kepada Allah. Jika Allah mengasihi saya mengana ia mengambili orang-orang terkasih dari kehidupan saya sebelum waktunya?” kata nenek itu sambil menyeka air matanya.
Saya tertunduk dalam kedukaan bersamanya.

2 comments:

Anonymous said...

Semoga nenek itu boleh melihat Allah yg selalu duduk di sampingnya, tertunduk dalam kedukaan bersamanya...

Mutiara Andalas said...

Amin.