
Ongkos Antar
Sehabis saya pulang dari rumah sahabat, ia mengantar saya ke stasiun kereta api. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas seperempat malam.
Dari kaca mobil kami melihat seorang perempuan muda nampak sedang menanti seseorang di pintu masuk stasiun.
“Ia nampaknya menunggu kamu. Ia memperhatikan kamu terus-menerus,” seloroh sahabat saya saat menurunkan saya di pintu masuk stasiun.
“Itu sahabatnya? Apakah ia bisa mengantar saya pulang ke rumah. Saya akan ganti ongkos antarnya.”
“Wah ia sudah keburu jauh. Mau saya antar jalan kaki?”
“Nggak merepotkan?”
Hari-hari belakangan banyak aksi kriminalitas di malam hari bahkan berakhir dengan pembunuhan.
Saat mendekati rumah, ia membuka dompetnya,
“Semoga Saudara berkenan menerima sedikit uang sebagai ongkos menemani saya.”
Saya menahan tangannya dan memberi tanda untuk memasukkan kembali uang ke dompetnya.
“Saya sudah berterima kasih banyak dapat membantu Saudari.”
“Saya ingin membalas kebaikan hati Saudara.”
“Sisihkan waktu betapa pun singkatnya untuk membantu pribadi yang mengalami situasi serupa denganmu malam ini.”
No comments:
Post a Comment