
Saudara
Malam ini saya mampir makan di sebuah restoran Cina cepat saji. Restoran sudah berlalu masa sibuknya karena telah lewat jam makan malam.
Saat sedang menikmati santap malam, seorang lansia berjalan masuk dengan bantuan tongkat. Pelayan restoran berlari mendekatinya untuk membuka pintu restoran. Lansia itu berjalan seperti robot yang hampir kehabisan baterei. Jalannya sangat lambat sekali.
Pelayan restoran memanggil temannya di dapur untuk menemaninya melayani tamu istimewa. Ia meminta temannya berjaga di bagian makanan dan ia berdiri di dekat lansia.
“Bapak, mau pesan makanan apa?”
Nafas lansia nampak terengah-engah dan hanya bisa berkata dengan menunjuk makanan dari balik kaca.
Pelayan restoran lalu menarik meja dan kursi ke dekat tamunya.
“Bapak, mau minuman apa,” sapanya ramah sambil mencodongkan telinganya ke dekat mulut tamunya.
Setelah pesanan makanan dan minuman tiba, pelayan itu memasukkannya ke dalam tas bawaannya, dan menghantarnya keluar pintu restoran.
Saya duduk terpaku menatap pemandangan itu.
Dari arah dapur terdengar suara laki-laki dalam bahasa mandarin,
“Engkau baik sekali terhadap pengunjung itu??”
“Bukankah ia saudara kita juga?”
No comments:
Post a Comment