
http://farm1.static.flickr.com/150/343945233_d605701b99.jpg?v=0
Ultah Pernikahan
Pagi ini Benediktus bangun awal seperti biasanya. Dengan langkah berjingkat-jingkat ia membopong Leonard, putera sulungnya, ke kamar istrinya. Leony, puteri bungsunya, masih tertidur lelap dalam dekapan tangan kanan Jennifer istrinya. Benediktus meletakkan Leonard ke dekapan tangan kiri istrinya.
Setelah menyeduh kopi dan memasukkan pakaian kotor ke mesin cuci, Benediktus menghidupkan komputer untuk membaca e-mail. Jennifer, istrinya, lebih sering membuka e-mail karena kami memiliki rekening yang sama. Entahlah pagi ini ia merasa punya waktu untuk membuka e-mail.
Pandangan Benediktus tertumbuk pada sebuah pesan e-mail yang dikirim seorang sahabat lama. Saat e-mail terbuka, musik piano terdengar lembut. Benediktus tertegun beberapa saat dan hati berdebar-debar karena pikirannya tertuju pada seorang pribadi yang dikasihinya.
Tangan saya menarik mouse komputer untuk melihat terusan pesan.
Saya melihat sebuah foto pelan-pelan muncul dan memenuhi layar komputer. Saya melihat foto diri dengan istri pada hari perkawinan.
“Selamat berbahagia di usia pernikahan ke – 8.”
Masa delapan tahun yang berharga kembali dalam ingatan. Ia lalu berjalan menuju tempat tidur istri dan kedua anaknya dengan mata bergenang. Ia mengecup ringan pipi mereka, lalu bersimpuh,“Bapa, terima kasih atas kasih-Mu yang berlimpah.”
No comments:
Post a Comment