Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Sunday, December 21, 2008

Lunas

Saat Toni hendak menutup restoran, teman-teman dekatnya berdiri di depan pintu restoran.

“Kami berharap belum terlalu larut untuk mampir ke restoran.”

“Restoran ini terbuka sepanjang hari bagi kalian,“ ujar Toni sambil mempersilakan mereka semua masuk.

Anak perempuannya mengambil alat tulis untuk mencatat pesanan tamu.

Toni bergegas ke dapur menyiapkan makanan pembuka istimewa kepada tamunya.

Para tamu terkesima dengan beragam menu istimewa di atas meja.

“Kami tidak memesan menu ini,“ kata mereka sambil menunjuk beberapa makanan.

“Jangan kuatir. Papa memasaknya sebagai bonus,“ ujar puteri bungsu yang kewalahan dengan pernyataan serupa dari para tamu.

Saat tamu menyantap makanan dengan lahap, Toni mengambil tempat di tengah-tengah mereka.

Suasana gembira memenuhi restoran.

Saat selesai makan malam, mereka meminta nota pembayaran. Toni menyerahkan kertas tagihan kepada tamunya.

“Apa ini maksudnya? Apa arti tulisan ‘Lunas’?”

“Kalian telah membayarnya,” jawab Toni dengan tersenyum.

Mereka memandang satu sama lain dan semua menggelengkan kepala.

“Siapa yang membayar?”

“Kalian telah membayar tagihan makanan dengan kegembiraan yang kalian bawa ke restoran ini.”

2 comments:

Anonymous said...

That is so very sweet story, Romo. It sounds very familiar :-)

Mutiara Andalas said...

I met with some people who do it. I found one recently.