Teman Bermain
“Ibu, aku mau bermain bola dengan teman-teman,” pamit Andy pada ibunya.
Kaki Andy berlari-lari kecil menggiring bola sambil sesekali memutar badannya seolah ia sudah berada di lapangan sepakbola.
“Hati-hati ya bermainnya.”
Andy mengangguk sambil melambaikan tangannya kepada ibunya yang menjemur pakaian.
Belum selesai ibunya selesai menjemur pakaian, Andy kembali dengan seorang teman sebayanya.
“Urung bermain bola?” tanya ibunya.
Mata ibunya menatap ke lapangan yang kelihatan dari pekarangan rumah.
“Tak seorang pun mau bermain dengannya,” kata Andy sambil memegang pundak temannya.
“Mengapa demikian?”
“Ia belum lama belajar sepak bola. Ia menjadi titik terlemah kalau bermain di salah satu tim. Kedua tim menolak untuk menerimanya,” kata Andy menjelaskan duduk perkaranya.
“Lalu kalian urung bermain bola sore ini?” kata ibunya penuh iba pada teman anaknya.
“Kita akan bermain bola berdua di pekarangan rumah,” jawab anaknya.
“Saya akan mengajari dia teknik dasar bermain bola,” kata Andy.
“Terima kasih mau menemaniku bermain,” kata temannya.
“Engkau ajari kami berdua bermain bola,” kata ibu sambil mengambil tempat di samping teman anaknya.
No comments:
Post a Comment