Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Tuesday, December 9, 2008

Adonan Kebahagiaan

Suatu hari minggu ibu meminta saya menemaninya di dapur.

“Kita akan memasak kue bolu.“

Ini pengalaman pertama saya melihat pembuatan kue bolu.

“Masukkan tepung, gula, telor ke dalam baskom dan aduklah hingga rata.“

Ibu memasukkan santan dan penambah rasa vanilla.

Hidung saya dekat sekali dengan adonan.

“Harum sekali baunya. Dipanggang sekarang?“

“Kalau kurang adukannya, kue sulit mengembang saat dipanggang.“

Ibu memberi pasta pandan dalam satu adonan dan satu adonan lagi tetap berwarna putih.

Mata saya bergerak mengikuti arah jarum jam yang seolah bergerak lambat menanti roti bolu masak.

Ibu meminta saya untuk mendiamkan roti bolu hingga suhunya menurun.

Ia mengiris roti bolu dan meminta saya mencicipinya.

Tangan saya mengacungkan dua jari jempol kepada ibu.

“Siapa pernah mengira percampuran telur, gula, tepung, dan bahan lain membentuk kue bolu? Orang sering kecewa kepada Tuhan karena kehidupannya hanya berupa bahan memasak kue bolu. Kunci kebahagiaan adalah mengolah semuanya bahan menjadi kue bolu yang lezat,“ kata ibu sambil memberikan irisan kedua kepada saya.

2 comments:

Anonymous said...

It's great...!
Ketika kehidupan penuh kesulitan, mungkin saat itulah Tuhan sedang mengaduknya menjadi suatu yang sangat lezat, hanya waktu yang akan menentukannya...

Mutiara Andalas said...

makasih Agustini atas commentnya.