skip to main | skip to sidebar

Teolog Kemanusiaan Kontemporer Indonesia

Fides Quarens Intellectum, Fides Quarens Liberationem. Teolog kemanusiaan memadukan kecerdasan iman dan praksis liberatif. Ia terlibat terlibat dalam dialog kontemporer teologi dengan studi-studi kemanusiaan untuk humanisasi sejarah. Teolog yang bersekutu dengan penguasa sejarah menyembah illah kematian. Teolog yang memeluk Allah kehidupan membela korban sejarah. Blog ini juga menampilkan kisah-kisah kemanusiaan-iman inspiratif untuk memperkaya kehidupan kemanusiaan-iman kita.

Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.

Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.

Tuesday, January 6, 2009

Calyca Sacramento

Posted by Mutiara Andalas at 7:54 PM

2 comments:

Anonymous said...: Wow...very nice, Mo! What an honor to be featured in your blog like this. Thank you.; January 7, 2009 at 6:49 AM
Mutiara Andalas said...: U r welcome, Jenny. Kindness shines as her smile.; January 7, 2009 at 9:06 AM

Inspirational Quote

Hidup tanpa refleksi kehilangan setengah keindahannya.

P.Mutiara Andalas, S.J.

Mutiara Andalas

Kategori Tulisan

Air Kehidupan (382)
Cerpen (2)
Ekologi (3)
Feminisme (4)
Foto Kemanusiaan (70)
Henry J. Nouwen (23)
News (26)
Pendidikan (3)
Politik (41)
Prayers (1)
Proyek Buku (15)
Quotation (28)
Quotation on Idola (1)
Resensi Buku (4)
Retret Mudika 2008 (2)
Teologi Kemanusiaan (20)
Video Air Kehidupan (3)
Video Kesucian Politik (10)
Worldwide Vigil of 10 Years for Humanity Tragedy in May 1998 (24)

Buku Terbaru

Just For You: Mutiara-Mutiara Kehidupan (Yogyakarta: Kanisius, 2009)

Teologi Feminis Asia

Lahir dari Rahim: Wacana Perempuan Asia tentang Allah di Era Globalisasi

Ikatan Keluarga Orang Hilang

Theologian as the Poet of God (USA: Lulu, 2008)

Kesucian Politik (Jakarta: Libri, 2008)

Mutiara Kasih (USA: Lulu, 2008)

Humanitas sebagai Solidaritas dalam buku KOMPAS

Remembering the May Tragedy of 1998

Circle of Friends

http://albertdoni.blogspot.com/
http://http://thinkchina-thinkchina.blogspot.com
http://indonesianexpat.wordpress.com/expat-blog/
http://islamlib.com
http://www.peacefulindonesia.com
Jennie for Indonesia
Overseas Think Tank for Indonesia

Blog Archive

Bersama Muhamad Ali, Beni Bevly, dan Bu Herning

Diskusi dengan Bang Yos di SF

Stop Racial Discrimination!

Beriman Cerdas dan Membebaskan

Kauseka Airmataku dari Surga

Celebrating Life

Penyair

Syairku lahir dari rahim keheningan
bahkan kesenyapan.
Dosa utama seorang penyair
adalah melacurkan abjad.
Ia menebar bidaah
saat ia melacurkan diri dengan kata-katanya.
Aku menempatkan para korban tragedi kemanusiaan
sebagai pembaca, bahkan penulis syairku.
Keheningan mencapai klimaks
saat rohnnya meraih tangan penyair
untuk mengeja abjad yang memiliki kuasa
menebus dunia dari rezim kegelapan.

Elie Wiesel

Hilmar Farid & Nursyahbani K

Religious-Intellectual-Activist

KKI Sacramento & Rm. Galih, Pr

Kesucian Pendidikan

Pendidikan itu suci. Ia memiliki kuasa sakramental dalam rahimnya.Ia mampu menyentuh sisi terdalam kehidupan manusia dan mentransformasikannya. Dosa terbesar dari institusi pendidikan adalah mengaborsi kesucian dari rahim pendidikan.

(Mutiara Andalas, BASIS No:07-08/56/2007)

Spiritualitas Politik

Tebar pesona lahir dari eros politik, 
sedangkan solidaritas 
lahir dari spiritualitas politik. 
Tebar pesona
untuk popularitas politikus, 
sedangkan solidaritas

untuk kepentingan politik populis. 
Subyek tebar pesona
adalah politikus, 
sedangkan subyek sejati solidaritas

adalah masyarakat korban.

Pilatus dan
para pemimpin agama

memilih eros politik,

sedangkan Yesus
memilih etos solidaritas.

Mutiara Andalas, KOMPAS, 5 April 2007

Humanitas sebagai Solidaritas

Penderitaan para korban adalah penderitaan kita sebagai komunitas manusia. Dalam bahasa teologis, suara senyap dan tubuh-tubuh korban yang terserak merupakan titik perjumpaan antara Allah dan kita. Solidaritas tumbuh ketika kita secara autentik mendengarkan seruan senyap dan tubuh para korban yang terserak.

Mutiara Andalas, KOMPAS,  30 Desember 2004

Teologi Politik

After Auschwitz, every "theological profundity" which is unrelated to people and their concrete situations must cease to exist. Such a theology would be the very essence of superficiality.

Johann Baptist Metz, The Emergent Church (New York: Crossroad, 1981), 22.

Politik Anamnesis

Rm. Mudji Sutrisno, SJ di tengah Korban Mei 1998

Bersama Edy Lembong dkk

Fides Quarens Intellectum, Fides Quarens Liberationem (Integrasi antara Kecerdasan Iman dan Praksis Liberatif)

Berkeley

Peduli Ekologi

MY PROFILE SO FAR

Mutiara Andalas: Mahasiswa Pascasarjana di Jesuit School of Theology at Berkeley, California. Ia adalah alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara Jakarta dan alumnus Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma Jogjakarta. Selama belajar filsafat, ia mendampingi paguyuban keluarga korban Mei – Semanggi 1998. Ia pernah menjadi pendidik di Xavier High School, Federated States of Micronesia selama dua tahun. Ia kemudian kembali belajar teologi di Universitas Sanata Dharma, dan menjadi campus minister di almamaternya selama satu tahun. Ia merintis teologi politik kemanusiaan kontemporer yang memadukan kecerdasan iman dan praksis liberatif. Ia membuka dialog kontemporer teologi dengan studi-studi kemanusiaan untuk humanisasi Indonesia. Selain teologi politik kemanusiaan, ia juga berminat dengan tema feminisme, pendidikan, Islam, sastra politik-kemanusiaan, dan ekologi.

View my complete profile