Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Monday, January 19, 2009

Parutan Perhatian


http://i67.photobucket.com/albums/h287/mamayoyo/parutklapa.jpg


Parutan Perhatian

Dominikus, seorang laki-laki yang telah menikah selama 6 tahun, mengunjungi ibunya pada akhir pekan. Andrea, ibunya, seorang janda yang memilih hidup dengan keempat anaknya setelah suami meninggal dunia karena kecelakaan kendaraan.

Sambil menemani ibu memasak di dapur untuk santap siang, Dominikus mengajukan pertanyaan,

“Ibu pernah digosipkan orang?”

Andrea berhenti memarut kelapa. Ia menatap dalam-dalam paras putera bungsunya.

“Kamu bertengkar dengan Stefani?”

“Stefani melempar wajah saya dengan segepok foto.”

Andrea melihat seorang perempuan muda yang sangat elok ngobrol, makan, berjalan, dan berpelukan dengan anaknya.

Andrea menyerahkan kelapa dan alat parut kepada anaknya.

“Parut kelapa ini lalu peras santannya.”

Mamanya mengangkat gagang telepon.

“Stefani, ya?.”

Beberapa saat kemudian Andrea berbicara kepada puteranya.

“Gossip ibarat ampas kelapa, sedangkan perhatian santannya.”

“Ibu sudah memberi tahu Stefani untuk jangan termakan gossip?”

“Sebaliknya. Ibu ingin engkau berterima kasih atas perhatian Stefani. Sisihkan kemarahan yang menyertai perhatian isterimu.”


2 comments:

Anonymous said...

Bagus ceritanya, Romo. Dalam sekali maknanya.

Menyadarkan saya, bahwa saat saya dibutakan oleh konsep dan label yg berbuahkan expectation tertentu, akhirnya saya gagal untuk "melihat" sesuatu "as is" dan gagal melihat sisi keindahannya.

Terima kasih, Romo.

Mutiara Andalas said...

Terima kasih banyak atas sharing-nya.
Kebijaksanaan itu datang dari dapur, dari seorang ibu yang memarut kelapa!