Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Tuesday, June 9, 2009

Pengakuan Edward


Pengakuan Edward

Isabella memandang Edward yang berdiri sangat dekat dengannya.

“Ia berparas malaikat. Matanya keemasan. Kulitnya berkilauan seperti ribuan permata yang bertaburan di setiap jengkal kulitnya.”

Edward melihat sisi gelap kehidupannya.

“Aku mahkluk pemangsa yang berbahaya untuk kehidupanmu. Aku terdesak hasrat menyala untuk melukaimu. Aku berjanji memadamkan hasrat gelap ini. Bagaimana aku masih dapat hidup jika pada saat bersamaan aku sampai melukaimu? Aku tersiksa karenanya.”

Dengan suara lirih Edward menuturkan pergumulan hidupnya.

“Aku tidak tahu caranya. Aku tidak tahu apakah aku dapat melakukannya.”

Edward mengungkapkan kekagumannya pada Isabella. “Engkau justru semakin dekat denganku. Kebanyakan manusia menyingkir dariku karena melihat keanehan diriku. Isabel, aku tak menyangka dapat sedekat ini denganmu.”

Isabel mendekatkan wajahnya kepada Edward. Ia menangkap kata-kata yang tersimpan dalam hati Edward.

“Isabella, aku memiliki insting manusia. Insting itu terkubur sedemikian dalam. Namun kemanusiaan itu tinggal dalam diriku.“

Keduanya berpegangan tangan. Isabel bertutur lembut kepada Edward yang menjatuhkan kepala ke rengkuhannya,“Pengakuanmu cukup bagiku.”

No comments: