Pernah nonton film "Long Road to Heaven" (2007) belum yach? Buat kamoe-kamoe yang udah lama nggak update mengenai peristiwa Oktober 2002 di Bali, film ini kudu en musti ditonton. Mungkin belum sehebat WTC garapan Oliver Stone sich, tapi boleh bangga donk sama produk lokal. Nich, tak kasih contekan ceritanya. To the point aja yach. Bagian paling menarik sich mengenali sisi dalam karakternya. Misalnya waktu Amrozi dan saudaranya saling bercakap-cakap, "Apakah kita tega dengan permainan life-and-death yang akan membunuh bangsa sendiri? Apakah kita akan saling berjumpa setelah kematian?" Atau, tukanga taksi yang nimpuk batu kepada terdakwa Amrozi yang kok bisa-bisanya nyebut nama Tuhan setelah aksi pemboman itu. Mungkin pelaku pengeboman itu mengira bahwa pengeboman itu akan menghantar mereka lebih dekat pada surga. Malah tambah jauh, atau kata sebuah lagu dangdut, tambah berliku. Met mantengin tuh film buat moviegoerz.
Kuasa Kata: Menyapa
Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.
Mutiara Andalas, S.J.
Tuesday, September 18, 2007
Jalan Berliku Menuju Surga
Pernah nonton film "Long Road to Heaven" (2007) belum yach? Buat kamoe-kamoe yang udah lama nggak update mengenai peristiwa Oktober 2002 di Bali, film ini kudu en musti ditonton. Mungkin belum sehebat WTC garapan Oliver Stone sich, tapi boleh bangga donk sama produk lokal. Nich, tak kasih contekan ceritanya. To the point aja yach. Bagian paling menarik sich mengenali sisi dalam karakternya. Misalnya waktu Amrozi dan saudaranya saling bercakap-cakap, "Apakah kita tega dengan permainan life-and-death yang akan membunuh bangsa sendiri? Apakah kita akan saling berjumpa setelah kematian?" Atau, tukanga taksi yang nimpuk batu kepada terdakwa Amrozi yang kok bisa-bisanya nyebut nama Tuhan setelah aksi pemboman itu. Mungkin pelaku pengeboman itu mengira bahwa pengeboman itu akan menghantar mereka lebih dekat pada surga. Malah tambah jauh, atau kata sebuah lagu dangdut, tambah berliku. Met mantengin tuh film buat moviegoerz.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Wah, kapan2 aku nonton deh ya. :) Tapi kalo pas nonton omongannya kurang okem, ntar ilfil nggak ni? :D
Post a Comment