Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Tuesday, November 13, 2007

Nasi Teri Plus






Hari Minggu pagi, saya sudah berada di depan komputer. Saya melihat e-mail di inbox saya, menjawab beberapa e-mail "bisnis," browsing musik di Youtube, dan cuci-seterika baju. Kira-kira jam 8 pagi telpon berdering. Ada suara di seberang sana, "Cuaca hari ini bagus. Mau jalan-jalan keliling San Francisco?" Saya mengangkat penutup jendela kamar saya. Langit benar-benar biru. Waktu sangat baik untuk jalan-jalan. Tapi mata saya kembali ke layar komputer. "Wah, masih banyak kerjaan." Saya mulai menghitung-hitung waktu. "Nanti saya bawakan nasi teri untuk makan pagi. Jangan kuatir." suara di telpon seolah tahu kebimbangan saya. Ia membantu saya mengambil keputusan segera. "Jam berapa?" tanya saya. "Jam 10 lebih baik mumpung hari tidak berkabut."

Jam 10 lebih sedikit saya sampai di Daly City. Seorang bapak sudah menunggu saya di stasiun BART (Bay Area Rapid Transit). Begitu masuk mobil, saya langsung disodori nasi teri dan senyuman bapak ibu lansia. Kami meluncur ke Twin Peaks untuk melihat kota San Francisco. "Ah segarnya alam pagi ini." "Terima kasih mau membawa saya ke tempat ini." Maklumlah saya beberapa minggu ini banyak bersembunyi di dalam kamar.

Setelah puas melihat keindahan kota San Francisco dari atas bukit, kami meluncur turun ke Chirardelli. Kata keluarga itu, "Pergi ke San Francisco tak pernah lengkap tanpa ke Chirardelli." "Ah sedapnya rasa coklat." Kami duduk lama di situ dan menikmati kebersamaan. Orang sering mencari kebahagiaan dalam hal-hal yang luar biasa. Tetapi kebahagiaan dapat dialami dalam peristiwa-peristiwa sederhana: menikmati suasana alam, menikmati es krim bersama teman, dan - ini yang sering terlupakan dalam hidup keluarga - menikmati kebersamaan bersama pribadi-pribadi dalam rumah kita. Unsur kekeluargaan itulah yang sebenarnya menjadi menu utama dari acara jalan-jalan hari itu. "Terima kasih atas tawaran mengalami rasa kekeluargaan bersama Anda."

Setelah itu, kami meluncur ke tempat rumah anak-anak mereka dan memberkati sebidang tanah yang akan menjadi pondok kecil untuk salah satu anaknya.

No comments: