Kuasa Kata: Menyapa

Saya pada awalnya mendesain blog ini sebagai gudang penyimpanan tulisan. Saya kemudian mengalihkan fungsinya sebagai ruang kemanusiaan. Layaknya seorang photografer, saya membingkai berbagai kehidupan manusia dalam beragam frame. Blog ini menawarkan senyuman, tetapi sekaligus air mata kehidupan.
Semoga setiap nama dan peristiwa dalam blog ini menyapa hidup pembaca. Kata yang baik memiliki kuasa untuk menyapa.

Mutiara Andalas, S.J.


Wednesday, November 21, 2007

Politik

Politik anamnesis dalam pandangan penulis merupakan kosa kata baru yang mengemuka sejalan dengan kesadaran akan realitas korban. Dalam ranah akademik, ia merupakan kosa kata tandingan politik amnesia yang lebih dulu populer. Politik anamnesis membutuhkan eksplorasi akademik mengingat ia semakin banyak digunakan dalam diskurus akademik. Penulis pada bab ini menguraikan politik anamnesis dengan melihat pengalaman korban dan saksi korban di luar konteks Indonesia. Penulis menempatkan politik anamnesis dalam bingkai aktivitas korban hidup dan keluarga korban sebagai subyek politik yang memiliki kapasitas transformatif, untuk memproduksi dan mereproduksi sejarah menuju humanisasi. Ingatan subversif, solidaritas korban, dan humanisasi sejarah merupakan pilar-pilar utama dari politik anamnesis.

Definisi politik anamnesis di atas menampilkan kesan kuat bahwa ia merupakan produk dari abstraksi akademik kontemporer. Saat mengajukan definisi tentatif dari politik anamnesis, penulis berangkat dari realitas korban yang berjuang melawan politik amnesia baik dari konteks Indonesia maupun negara-negara lain. Para ibu Plaza de Mayo, Rigoberta Menchú, Aung San Suu Kyi, Elie Wiesel, dan Hannah Arendt adalah beberapa pribadi maupun kelompok yang bertabrakan langsung dengan realitas politik amnesia. Penulis akan menampilkan kisah mereka berhadapan dengan kebohongan institusional (institutionalized lie), kriminalisasi korban, dan dehumanisasi sejarah. Penulis menempatkan mereka dalam dialog imajiner dengan korban hidup, relawan kemanusiaan, negara, aparat militer, dan aparat hukum di Indonesia. Dialog imajiner ini mambahas tema-tema penting dalam lingkup politik anamnesis di Indonesia, yaitu kekerasan militer, kriminalitas negara, impunitas, pelupaan sosial, dan banalitas kejahatan.

No comments: